AWAL
PENEMUAN BENUA KANGGURU (AUSTRALIA)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
”Terra Australis Incognita” adalah
sebutan pertama dari Benua Australia yang tergambar dalam peta karya ahli
geografi Eropa pada abad 15-16 masehi. Awalnya sejak abad ke 2 masehi seorang
tokoh terkenal bernama Ptolemy mengemukakan ada daratan di daerah selatan yang masih
belum dikenal dan dianggap sebagai penyeimbang daratan-daratan bumi bagian
utara. Makna kalimat Terra Australis
Incognita adalah suatu daratan yang luas, namun daratan ini masih bersifat
imajiner karena belum ada yang bisa membuktikan adanya daratan luas di dekat
kutub selatan tersebut. Perbedaan pendapat mengenai Terra Australis Incognita terjadi antara kaum Agamawan yang
menganggap Bumi itu datar dan kaum ilmuwan yang menganggap bumi itu tidak datar
melainkan berbentuk bulat. Perdebatan itulah yang menjadi awal mula sejarah
Benua Australia atau saat ini dikenal sebagai Benua Kangguru.
Pasca
dominasi agamawan mulai hilang, banyak pelayaran yang dilakukan oleh pelaut
Bangsa Eropa untuk menjelajahi Daerah Timur dengan berbagai kepentingan. Pada
dasarnya tujuan Bangsa Eropa menjelajah ini adalah untuk melakukan transaksi
pedagangan di penjuru daerah supaya memperoleh keuntungan yang sangat besar.
Jalur perdaganganpun mulai dicari para pelaut supaya lebih cepat mencapai Daerah
Timur. Dengan berbagai misi mencari jalur ini banyak pelaut yang disengaja
maupun tidak mulai menemukan daerah baru yang digunakan untuk berdagang atau
sekedar sandar saja. Salah satunya adalah Daerah Australia sendiri yang
ditemukan oleh pelaut Belanda dan pelaut-pelaut Inggris. Sampai saat ini pelaut
Inggris bernama James Cook yang dianggap sebagai orang Eropa pertama dalam
menemukan serta mengklaim daerah Australia sebagai milik dari Bangsa Inggris. Walaupun
sebelum dia ada juga pelaut lain yang menemukannya termasuk pelaut dari Nusantara
yang berlayar menggunkan perahu cadik.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kondisi penduduk Australia sebelum
kedatangan Bangsa Eropa?
2. Mengapa Bangsa Eropa menjelajah sampai Benua
Australia?
I.3 Tujuan Umum
Tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memberi wawasan dan pengetahuan kepada
pembaca mengenai awal penemuan Benua Australia sebelum datangnya Bangsa Eropa.
I.4 Tujuan
Khusus
1. Untuk mengetahui tentang bagaimana kondisi
penduduk Australia sebelum kedatangan Bangsa Eropa.
2. Untuk mengetahui mengapa Bangsa Eropa menjelajah
sampai Benua Australia.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Kondisi Penduduk Australia Sebelum
Kedatangan Bangsa Eropa
Terdapat
dua macam kebudayaan yang berkembang di Australia, pertama yaitu kebudayaan
penduduk asli dan kedua kebudayaan yang berasal dari Eropa (Siboro J., 5:1989).
Diperkirakan penduduk asli Australia ini beasal dari arah utara dan menetap di
daerah tersebut sejak 40.000 tahun-an, jadi secara de facto penduduk asli inilah yang pertama kali menemukan Benua
Austrlia. Lalu siapakah penduduk asli tersebut?
Penduduk Asli
Australia
Penduduk
asli Australia berbeda dengan ras-ras besar yang ada di dunia, sehingga mereka
dimasukkan dalam ras tersendiri yaitu ras khusus yang disebut ras Australoid.
Secara fisik penduduk asli ini dapat dikenali dengan ciri-ciri sebagai berikut:
Kulit berwarna coklat (hitam kalau terbakar sinar
matahari), rambut ikal bergelombang, muka dan tubuh ditumbuhi oleh bulu-bulu
yang lebat, dahi sempit atau mundur, rongga mata dalam, alis mata menonjol,
rahang menonjol, mulut lebar, tulang tengkorak tebal, tinggi badan rata-rata
adalah 5 kaki dan 5/6 inchi (Siboro J., 6:1989). Salah satu yang mempunyai
ciri-ciri tersebut dan juga sebagai penduduk asli Australia adalah suku
Aborigin.
Pada
waktu dahulu Suku Aborigin bermukim secara terpencar-pencar dan terisolir, hal
ini karena kondisi Australia yang tidak memungkinkan penduduknya untuk saling
berinteraksi satu dengan yang lain. Pada mulanya, mereka hidup dari berburu dan
mencari ikan. Mereka berburu binatang liar seperti kanguru dengan tombak,
panah, dan bumerang yang merupakan senjata khas kaum Aborigin. Ilmu bercocok
tanam dan beternak belum dikenal, karenanya kelompok anak suku Aborigin tidak
pernah berkelana jauh dari sumber-sumber air atau sungai. Rumahnya pun amat
sederhana, terbuat dari susunan ranting pohon dan dedaunan. Dalam masyarakat
kesukuannya, mereka dipimpin oleh kepala suku yang biasanya juga merangkap
sebagai dukun suku itu. Sebutan pemimpin suku ini adalah Pemulwuy, dia adalah
Pangeran Diponegoronya kaum Aborigin (Ratih H., 4:1992). Tugas utama dari
Pemulwuy adalah menjaga semua anggota suku dari Bangsa Asing, tugas lainnya
adalah memimpin upacara keagamaan dan perkawinan.
Gambar
Suku Aborigin
Sumber: (http://www.anneahira.com/sejarah-australia.htm
diakses pada 30 Januari 2014)
Hubungan Kaum
Aborigin dengan Dunia Luar
Sebelum
Suku Aborigin mengenal Bangsa Eropa mereka sudah lama saling berhubungan dengan
orang-orang Asia. Diantaranya adalah orang dari Makasar, Jepang, dan Cina.
Interaksi tersebut terjalin tidak secara bersamaan melainkan pada waktu yang
berbeda-beda. Orang Asia datang di Australia tidaklah untuk menjajahnya tetapi untuk kepentingan ekonomi saja seperti tukar-menukar
barang dan mencari barang dagangan.
Dalam
hubungannya dengan orang Makasar, kaum Aborigin sangatlah terbuka hampir tidak
ada konflik yang terjadi diantara keduanya. Orang Makasar datang di Australia khususnya
Australia Utara dengan tujuan mencari tripang untuk dijual kembali ke daratan
Cina (Ratih H., 13:1992). Dalam petualangnya di Australia orang Makasar saling
bertukar barang dengan kaum Aborigin. Orang Makasar dan Bugis membawa makanan,
tembakau, alkohol, pakaian, pisau, dan sebagainya. Sedangkan kaum Aborigin
mempunyai kulit penyu dan kulit mutiara untuk dipertukarkan. Pengaruh orang
Makasar terhadap kaum Aborigin terjadi pada pembuatan kapal, pipa untuk
merokok, dan dalam hal bahasa.
Selanjutnya
untuk orang Jepang yang mengunjungi daerah Australia bagian Timur bertujuan
untuk mencari Mutiara. Hubungan orang Jepang dengan kaum Aborigin cukup
harmonis, tidak pernah ada perkelahian diantara keduanya. Hal ini disebabkan
orang Jepang mampu beradaptasi dengan baik kepada kaum Aborigin, misalnya
ketika kaum Aborigin dipekerjakan untuk mencari mutiara maka orang Jepang
memperlakukannya dengan sangat baik. Ketika dalam kehidupan biasa mereka juga
saling membaur menjadi satu, seakan-akan tidak ada perbedaan kelas.
Terakhir
yaitu hubungan orang Cina dengan kaum Aborigin. Tujuan utama orang Cina
berkunjung di Australia adalah untuk mendapatkan emas. Tidak seperti sebelumnya
hubungan tersebut tidak berjalin dengan baik, sering terjadi perselisihan diantara
kedunya. Perselisihan terjadi karena orang Cina kurang bisa beradaptasi dengan
penduduk setempat. Bahkan dalam buku yang ditulis oleh Ratih H. ada orang Cina
yang dimakan oleh penduduk setempat, kanibalisme ini terjadi pada saat upacara
kepercayaan.
Dari
hubungan orang Asia dengan kaum Aborigin bisa diketahui terdapat motif yang
sama mengenai tujuan pengunjungannya. Kepentingan ekonomi atau perdagangan
sangatlah mempengaruhi masyarakat dunia untuk berpindah dari tempat satu
ketempat yang lain. Dengan perdagangan juga kebudayaan bisa dikembangkan di berbagai
tempat dan disesuaikan dengan kebudayaan aslinya. Sejarahpun bisa diketahui
juga karena hasil penulisan pelaut-pelaut ketika menjelajah ke daerah-daerah
baru dengan kepentingan utama untuk berdagang.
II.2 Latar belakang kedatangan Bangsa Eropa ke
Benua Australia
Selama abad ke- 15 dan ke- 16 suatu
rangkaian peristiwa penting membuka jalan laut baru dari Eropa ke “Dunia Timur”
dan ke “daerah-daerah baru” (Siboro J., 10:1989). Rangkaian peristiwa tersebut
berupa perbedaan pendapat mengenai ”Terra
Australis Incognita”. Perbedaan pendapat
ini tidak secara langsung dilakukan oleh tokoh-tokoh yang ada didalamnya
seperti Ptolemay, Lactantius, Santa Agustinus, Cosmos Indicopleustes dan
sebagainya. Mereka semua hanya mempunyai pandangan bahwa bumi itu berbentuk
datar dan pandangan bumi itu bulat dengan dasar dari kitab suci serta yang
menolak bumi itu datar berdasarkan Ilmu Pengetahuan yang ada.
Berbagai peta telah dibuat oleh ahli
geografi baik yang menerima bahwa bumi itu datar dan yang menolak argumen
tersebut. Tetapi kedua kalangan ini sama-sama belum mengetahui apakah ada benua
Australia atau tidak. Belum ada seorang yang pernah menuliskan bahwa telah
menemukan benua tersebut, yang ada hanyalah argumen-argumen dari tokoh-tokoh
atau ilmuwan. Akhir perbedaan pendapat ini adalah meninggalnya tokoh yang
sangat berpegang teguh dengan argumennya serta mulai ditemukannya tanda-tanda
adanya ”Terra Australis Incognita”
oleh pelaut-pelaut Eropa.
Secara geografis Benua Australia sangat dekat
dengan Benua Asia, namun kebudayaan yang ada di Australia hampir sama dengan
kebudayaan di Eropa. Aneh memang, tetapi hal ini bisa terungkap jika kita
melihat bagaimana sejarah Australia ketika dikunjungi oleh pelaut Eropa. Ada
cukup banyak pelaut dari bangsa asing yang ingin menjelajahi pelosok-pelosok
Australia, baik dari Bangsa Asia maupun Bangsa Eropa. Motifnya sama yaitu untuk
kepentingan perekonomian atau perdagangan. Tetapi Bangsa Eropa lebih mengharap
banyak dari sumber daya alam di Australia yang akhirnya mereka mengakui bahwa
daerah tersebut adalah kekuasaannya. Dan berikut sekilas latar belakang
kedatangan Bangsa Eropa yang mengunjungi Australia.
Pelayaran yang
Dilakukan oleh Bangsa Portugis dan Bangsa Spanyol
Banyak pedagang Eropa bersing untuk
mendapatkan keuntungan dari perdagangan barang-barang seperti rempah-rempah,
emas, sutera dan sebagainya yang dibutuhkan oleh orang-orang Eropa. Termasuk
juga Bangsa Portugis dan Spanyol yang dari dahulu identik dengan kesuksesan
pelautnya dalam mengarungi samudra dan menemukan daerah baru. Bartholomeus Diaz
adalah pelaut Portugis yang mampu mencapai sebuah tanjung yang kemudian dikenal
sebagai tanjung pengharapan baik. Ada lagi Vasco De Gama yang mencapai India
sekitar abad 15. Mereka yang memberikan kesempatan bagi bangsanya untuk
mendapatkan barang dagangan dengan melakukan pelayaran sesuai jalur yang telah
dilalui sebelumnya. Sehingga pelaut Portugislah yang telah membuka jalan bagi
pelaut bangsa Eropa lain untuk menemukan Benua Australia.
Setelah jalan menju Daerah Timur telah
ditemukan ada tokoh bernama Christopher Columbus yang mempunyai tujuan pelayaran
mempersingkat jalan menuju daerah Timur. Dia bekerja untuk kedinasan Spanyol
dengan berlayar ke arah barat Eropa karena menganggap jika bumi itu bulat maka
pelayaran terus ke arah barat akan sampai di Daerah Timur. Namun Columbus belum
pernah sampai ke tempat tujunnya, dia memang sampai di sebuah daratan yang di
anggap Daerah Asia namun tanpa disadari daratan tersebut aslinya adalah Amerika
pada saat ini. Dari pengalaman tersebut pelaut lainnya terus bekerja keras
mencari jalan lain menuju Timur. Banyak yang gagal dalam melakukannya tetapi
tanpa usaha apapun maka tidak akan ada hasilnya pula.
Selanjutnya ada perwira dari Portugis
yang bekerja di Spanyol bernama Pedro Fernandes De Quiros yang melakukan
ekspedisi berlayar menuju Timur untuk setidaknya mengetahui adanya Benua Australia.
Dalam ekspedisinya itu dia menuliskan hasil pelayarannya selama bertahun-tahun
sampai akhirnya menemukan daratan yang dicari-cari atau Terra Australis Incognita. Setelah ditindak lanjuti tulisan
tersebut, pada kenyataannya dia belum pernah menumukan Daerah Australia bahkan
melihatnya dari kejahuanpun belum pernah. Tetapi dengan pelayaran dari Bangsa
Portugis dan Spanyol ini memberikan jalan mudah kepada Bangsa Eropa lain untuk
menemukan Terra Australis Incognita.
Pelayaran dan
Penemuan yang Dilakukan oleh Bangsa Belanda
Pelaut
Belanda menjadi orang Eropa pertama yang bisa dikatakan menjadi penemu benua
Australia. Tokoh yang berhasil menemukannya adalah William Jansz, dia merupakan
seorang gubernur kolonial yang handal dalam bidang navigasi dan dipekerjakan
Kerajaan Belanda. William Jansz berlayar menjelajah Australia dan sekitarnya
dengan sebuah kapal bernama Duyfken. Kapal
tersebut berlayar dari salah satu pos Belanda dengan tujuan utama menyelidiki
pantai selatan Irian. Dalam rangkaian pelayaran tersebut, dia kemudian
melabuhkan kapalnya sejenak di sebuah sungai bernama Pennefather yang terletak
di pesisir barat Tanjung York Queensland. Berlabuhnya kapal inilah yang dicatat
dunia sebagai kunjungan pertama di Australia ((http://penemu-ilmuwan.blogspot.com/2013/08/tokoh-penemu-benua-australia-willem.html).
Setelah
William Jansz menemukan Australia maka pelaut Belanda lain melakukan berbagai
ekspedisi guna menjelajah lebih jauh di daratan tersebut. Ekspedisi itu
dipimpin oleh seorang pelaut yang berpengalaman yaitu Abel Tazman. Tazman ini memulai pelayarannya dari Batavia (Jakarta) pada tahun 1642
dengan menggunakan dua kapal yaitu Heemskrek
dan Zeehaen. Pada tahun yang sama
dia menemukan daratan yang disebut Van
Diamen’s Land, atau yang saat ini adalah Daerah Tasmania. Cukup banyak
daerah baru yang ditemukan oleh Tazman melalui pelayarannya sampai diapun
kembali ke Batavia lagi pada tahun 1643.
Tidak
berhenti sampai disitu Abel Tazman selanjutnya melakukan ekspedisi kedua pada
tahun 1644. Tujuan Tazman kali ini adalah diperinthkan untuk menyelidiki
passage antara Irian dengan daratan di sebelah selatannya. Namun tujuan
utamanya tetaplah mencari barang berharga seperti emas dan perak guna
meningkatkan perekonomin Belanda. Dengan berbagai alasan yang kurang jelas,
Tazman kembali ke Batavia dengan kegagalan mencari passage tersebut. Setelah
ekspedisi kedua ini Belanda menggunakan nama New Holland kepada daratan Australia dan tidak melakukan ekspedisi
lagi karena hasil yang diharapkan tidak bisa tercapai.
Pelayaran dan
Penemuan yang Dilakukan oleh Bangsa Inggris
Setelah
ekspedisi Tasman II gagal menemukan daerah passage, daratan Australia jarang
dikunjungi lagi oleh pelaut Eropa. Selama masa vakum tersebut Bangsa Inggris
mulai berpikir untuk menjelajah Australia. Orang Inggris yang melakukan
penjelajahan itu adalah William Dampier.
Sebenarnya dia adalah seorang bajak laut, tetapi dia mampu menuliskan hasil
pelayarannya untuk diserahkan kembali di Inggris supaya bisa menjadi referensi
daratan yang bisa dikuasai. Akhirnya untuk menindak lanjuti laporan William
Dampier, Bangsa Inggris melakukan ekspedisi ke Australia dengan dipimpin oleh
James Cook. Dari James Cook inilah berbagai daerah-daerah penting yang tidak
bisa terpecahkan Belanda mampu dengan baik diselesaikan olehnya.
Memang pada hakekatnya orang Belanda
adalah orang Eropa pertama yang menemukan Australia, tetapi dunia mengakui
bahwa yang berhasil menemukan Australia adalah James Cook. Mengapa bisa
demikian?. Setelah diselidiki ternyata James Cook adalah orang pertama Eropa
yang menancapkan Bendera Inggris sekaligus mengklaim daerah tersebut termasuk
kekuasaan bangsanya dan menemukan daerah-daerah penting. Dengan ditemukannya
daerah penting yang sebelumnya tidak terpecahkan oleh Belanda, James Cook dianggap
penemu Benua Australia dan mendapat julukan “the real discoverer of the real Australia
that we know” (Siboro J., 25:1989).
Dari
James Cook tersebut masyarakat dunia mulai mengenal Benua Australia atau Benua
Kanguru. Terlepas dari siapa penemu asli Benua Australia kita bisa menyadari
bahwa sejarah perdagangan dunia telah memberikan pengaruh besar terhadap
perkembangan jaman. Sejarah tidak pernah lepas dari ekonomi, ekonomi dan
sejarah juga tidak pernah lepas dari ilmu-ilmu sosial. Sehingga pada hakekatnya
ilmu-ilmu sosial sangatlah terkait satu sama lain.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Terra Australis Incognita, New
Holland, Australia, Benua
Kangguru merupakan sebutan masyarakat mengenai Benua Australia. Bangsa Asia seperti
Indonesia, Jepang, dan Cina merupakan bangsa asing non Eropa yang menjelajahi
Australia dengan tujuan mencari barang dagang. Interaksi penduduk asli yaitu
Suku Aborigin dengan orang Asia terjalin dengan baik sehingga tidak terjadi
pergolakan. Sedangkan Bangsa Eropa seperti Portugis, Spanyol, Belanda, dan
Inggris merupakan Bangsa yang menjelajah di Australia dengan tujuan kepentingan
ekonomi sampai mengakui daerahnya menjadi milik bangsanya sendiri. Hal tersebut
membuat suku Aborigin menjadi tersisih dan kehilangan eksistensinya. Akibatnya kebudayaan
Aborigin yang telah menempati Daerah Australia selama ribuan tahun lalu hanya
sebagai keunikan saja, sedangkan kebudayaan Eropa yang berkembang sangat pesat
mendominasi budaya sebelumnya hingga saat ini.
Sejarah
tidak akan pernah lepas dengan kepentingan ekonomi khususnya dalam hal
perdagangan. Pengetahuan dan ilmu-ilmu saat ini juga berkembang dengan pesat
karena karya pelaut-pelaut yang menjelajah untuk perdagangan. Mobilitas umum di
dunia sehingga kebudayaan menjadi tersebar juga karena pergerakan diperdagangan.
Sehingga saat ini tidak mengherankan jika perdagangan bebas mulai diterapkan di
dunia. Untuk itu sebaiknya kita belajar sejarah dan menerapkan taktik
perdagangan masa lampau supaya masih bisa eksis dalam persaingan global.
DAFTAR PUSTAKA
Anneahira.
Sejarah Australia. Online (http://www.anneahira.com/sejarah-australia.htm)
diakses pada 30 Januari 2014.
Hardjono, Ratih. 1992. Suku Putihnya Asia (Perjalanan Australia Mencari Jati Dirinya). Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Siboro, J. 1989. Sejarah
Australia. Jakarta: Departemen pendidikan dan Kebudayaan direktorat Jendra
Pendidikan Tinggi.
Wikipedia, Pribumi
Austraia. Online (http://id.wikipedia.org/wiki/Pribumi-Australia) diakses
pada 30 januari 2014.
Penemu
ilmuwan. Tokoh Penemu Benua Australia:
Willem Jansz. Online (http://penemu-ilmuwan.blogspot.com/2013/08/tokoh-penemu-benua-australia-willem.html)
diakses pada 30 januari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar