BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam setiap
negara pasti ada permasalahan didalamnya, salah satunya adalah masalah
pemerintahan atau masalah ketatanegaraan. Masalah ketatanegaraan ini biasanya
terkait dengan politik dan kekuasaan dalam suatu negara entah itu pergantian
penguasa, kudeta politik, dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri juga banyak
mengalami masalah ketatanegaraan, contonya adalah Reformasi pada tahun 1998.
Reformasi di
Indonesia merupakan suatu perubahan terhadap segala aspek kehidupan yang salah
satunya sistem kepemerintahan. Kepemerintahan yang dimaksud adalah di era orde
baru yang banyak masalah supaya bisa diperbaiki di era kemudian. Dengan
reformasi diharapkan banyak memperbaiki kekeliruan yang ada pada pemerintahan
sebelumnya. Untuk itu kami sajikan sedikit penjelasan mengenai perubahan
ketatanegaraan Republik Indonesia pada era reformasi sampai sekarang.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian
reformasi?
2.
Bagaimana latar belakang dan kronologi reformasi di Indonesia?
3.
Bagaimana perubahan ketatanegraan Republik Indonesia era
Reformasi?
I.3 Tujuan Umum
Untuk
memberikan informasi kepada pembaca mengenai Ketatanegaraan Republik Indonesia
pada Era Reformasi (1998-sekarang).
I.4 Tujuan Khusus
1.
Untuk menjelaskan apa pengertian reformasi
2. Untuk menjelaskan
bagaimana latar belakang dan kronologi reformasi
di Indonesia
3. Untuk menjelaskan
perubahan Ketatanegraan Republik Indonesia
era
reformasi
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pengertian Reformasi
Reformasi secara etimologis berasal dari kata
“reformation” dengan akar kata “reform” yang bermakna pembaharuan atau
perubahan. Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang
telah ada pada suatu masa. Sedangkan menurut
arti kata dalam bahasa indonesia pengertian Reformasi adalah perubahan secara
drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu
masyarakat atau negara. Di Indonesia sendiri, kata Reformasi umumnya merujuk
kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan Presiden
Soeharto atau era setelah Orde Baru.
II.2
Latar Belakang dan Kronologi
Reformasi di Indonesia
Reformasi di Indonesia
terjadi pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998, untuk lebih jelasnya
lagi akan dibahas di bawah ini;
II.2.1 Latar belakang timbulnya
gerakan reformasi
Dimulai dari bidang
politik, dalam UUD 1945 Pasal 2 disebutkan bahwa “Kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Secara de jure kedaulatan
tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de
facto anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian anggota MPR
itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme). Keadaan ini
mengakibatkan ketidakpercayaan kepada institusi pemerintahan, DPR, dan MPR yang
menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan Reformasi menuntut untuk
dilakukan reformasi total di segala bidang, dan juga menuntut agar dilakukan
pembaharuan terhadap lima paket UU politik yang dianggap menjadi sumber
ketidakadilan, di antaranya:
UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum,
UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan,
Tugas dan Wewenang DPR/MPR,
UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan
Golongan Karya,
UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum,
UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Untuk bidang hukum,
terdapat pelaksanaan hukum era pemerintahan Orde Baru yang terdapat banyak
ketidakadilan. Misalnya, kekuasaan kehakiman yang dinyatakan pada pasal 24 UUD
1945 bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan
pemerintah (eksekutif). Namun pada kenyataannya kekuasaan kehakiman di bawah
kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, pengadilan sangat sulit mewujudkan
keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus melayani kehendak penguasa. Sejak
munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah
hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya
reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada
posisi sebenarnya agar siap menerima era globalisasi.
Dalam bidang ekonomi dan
sosial, ketika itu terjadi krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi
Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia
terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya
demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organisasi mahasiswa di
berbagai Indonesia. Akibatnya banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi
PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul
kemiskinan dimana-mana.
Dari krisis ekonomi dan
politik pada masa pemerintahan orde baru berdampak pula pada kehidupan sosial
di Indonesia. Muncul peristiwa pembunuhan dukun santet di Situbondo, perang
saudara di Ambon, peristiwa Sampit, beredar luasnya narkoba, meningkatnya
kejahatan, pembunuhan, pelacuran. Hal tersebut semakin memperkuat niat
mahasiswa untuk segera mengumandangkan reformasi.
II.2.2 Kronologi reformasi di
Indonesia
Reformasi
Indonesia jika dipandang secara umum diakibatkan karena krisis ekonomi dunia
pada akhir abad 20, Indonesia salah satu negara yang terkena dampak krisis ini.
Dimulai pada tanggal 22 Januari 1998 angka rupiah tembus 17.000,- per dolar AS dan
IMF (Dana Moneter Internasional) tidak menunjukkan rencana bantuannya untuk
Indonesia. Kemudian awal Maret terdapat dua puluh mahasiswa Universitas
Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato
pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan
menyerahkan agenda reformasi nasional.
Hal tersebut ditanggapi
Presiden Soeharto tepatnya Pada 15 April 1998 agar mahasiswa mengakhiri protes
dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai
perguruan tinggi swasta ataupun negeri melakukan unjuk rasa menuntut
dilakukannya reformasi politik. Tiga hari kemudian yaitu pada 18 April 1998, Menteri
Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri
Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya
Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi
yang menolak dialog tersebut. Sehingga sia-sia pula diadakan dialog antara
perwakilan Pemerintah dan Mahasiswa.
Awal Mei 1998 mulailah
terjadi puncak aksi dari mahasiswa, akibat krisis ekonomi yang semakin carut
marut pada tanggal 2 Mei sampai dengan 21 Mei 1998 terjadi banyak demonstrasi
dan bentrok antara mahasiswa dengan militer atau kepolisian, akibatnya tidak
kurang 11 Mahasiswa meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami cidera.
Peristiwa tersebut sungguh memilukan bagi Bangsa Indonesia saat itu. Sebagai
klimaksnya yakni tanggal 21 Mei 1998 Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah
Amien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid (almarhum) pada pagi dini hari
menyatakan, "Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang
pemerintahan baru". Setelah itu Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran
dirinya pada pukul 09.00 WIB dan beliau mengucapkan terima kasih serta mohon
maaf kepada seluruh rakyat Indonesia lalu meninggalkan halaman Istana Merdeka
didampingi ajudannya.
II.2.3 Tokoh-tokoh penting dalam
reformasi di Indonesia
Tidak
mungkin dalam peristiwa besar seperti Reformasi Indonesia tanpa dipelopori oleh
tokoh-tokoh besar bangsa. Tokoh ini sangatlah kritis dalam menyikapi era orde
baru atau masa Presiden Soeharto, mereka juga sanggup menggerakkan ribuan
mahasiswa untuk melakukan protes dan demo kepada Pemerintahan walaupun
dibayang-bayangi pihak keamanan Indonesia. Demi semangat perubahan untuk
Indonesia maka reformasi pun tidak bisa terelakkan lagi, dan berikut
tokoh-tokoh penting dalam Reformasi Indonesia;
1. Abdurrahman
Wahid
Abdurrahman Wahid atau
yang akrab dipanggil Gus Dur, adalah pemimpin Nahdhatul Ulama, sebuah ormas Islam terbesar di Indonesia. Gus
Dur memiliki karisma yang kuat. Selain
ulama, beliau juga negarawan yang memiliki wawasan tentang pentingnya pluralisme bangsa. Gus Dur adalah
salah satu dari tokoh-tokoh reformasi
yang membawa dampak banyak bagi Indonesia. Gus
Dur juga yang mencentuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh Megawati, Sir Sultan Hamengkubuwono X, dan Amien
Rais. Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi
yang hadir di Ciganjur menamai dirinya
sebagai kelompok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan agenda reformasi di Indonesia. Pada masa pemilu pertama di awal orde reformasi,
Gus Dur dijagokan menjadi calon presiden
RI oleh tokoh-tokoh reformasi dari PKB
dan disokong penuh oleh kelompok Poros Tengah. Akhirnya, Gus Dur ditunjuk sebagai Presiden RI menggantikan BJ
Habibie, sedangkan Megawati diangkat menjadi wakil presiden mendampingi Gus
Dur. Namun di tengah masa pemerintahnya,
Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
2. Sri
Sultan Hamengkubuwono X
Sri Sultan Hamengkubuwono X merupakan sosok
Raja Yogyakarta yang memiliki peran
penting mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter
Indonesia mengalami ancaman
disintregrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari pangkuan ibu pertiwi, memicu timbulnya
separatisme di beberapa tempat di
Indonesia. Banyak yang tidak tahu, bahwa
beliau juga merupakan bagian dari tokoh-tokoh reformasi. Pada masa menjelang
reformasi, Sri Sultan sering turun ke jalan menenangkan demonstran agar tak
bertindak anarkis, terutama di Yogyakarta sehingga membawa dampak baik bagi
masyarakat Yogyakarta sendiri.
Sebagai salah satu tokoh
yang tergabung dalam tokoh-tokoh
reformasi, beliau lebih berperan sebagai pengendali massa. Berkat itulah, setelah reformasi, Sri Sultan
ditunjuk menjabat Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur sebelumnya Sri Paku Alam VIII yang telah
wafat.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati Soekarno Putri merupakan
simbol dari perlawan terhadap rezim orde baru. Saat jabatan ketua PDI
digulingkan sepihak oleh Soeryadi yang disokong oleh rezim orde baru, Megawati
pun mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P). Sejak itu, Megawati berjarak dengan rezim Soeharto.
Pada era reformasi, pemeran dalam
tokoh-tokoh reformasi ini memiliki peran yang cukup penting. Beliau merancang
kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu legislatif, partai
yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara, bahkan mengalahkan Golkar. Megawati pun ditunjuk
sebagai wakil presiden mendamping Gus Dur dan beliau didukung oleh banyak
tokoh-tokoh reformasi lainnya. Dua tahun berikutnya, Megawati naik menjadi presiden
menggantikan kedudukan Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk
Hamzah Haz sebagai wakil presiden untuk mendampingi Megawati melanjutkan
pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan
salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang hadir dari dunia kampus. Amien Rais
juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok
pencetus berdirinya kelompok Poros Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur,
tempat kediaman Gus Dur. Awal-awal menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais
selalu turun ke jalan bergabung dengan demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang
dilontarkan Amien Rais begitu cerdas. Beliau menawarkan perubahan demokrasi Indonesia yang lebih
modern. Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya,
yakni Partai Amanat Nasional. Pada era reformasi, PAN merupakan salah satu
partai papan atas sehingga beliau juga sempat menjabat sebagai ketua MPR.
II.3
Perubahan Ketatanegraan Republik
Indonesia Era Reformasi
Di era reformasi terjadi
banyak perubahan dalam tatanan ketatanegaraan Indonesia, mulai dari perubahan
presiden dan kabinetnya, serta hal-hal mengenai pemilihan umum. Berikut uraian
mengenai perubahan ketatanegaraan Indonesia di era reformasi.
II.3.1 Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden yang terjadi di era
reformasi
Setelah
runtuhnya era orde baru maka di Indonesia mengalami perubahan dalam hal pemilu
atau pemilihan umum. Pemilihan pada era reformasi ini pertama kali dilakukan
pada tahun 1999 dan sampai saat ini sudah melakukan tiga kali pemilu dan di
tahun 2014 nanti akan diadakan pemilu yang ke empat, lebih jelasnya seperti
uraian dibawah ini.
a. Pemilu tahun 1999
Pemilihan Umum Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1999 diselenggarakan
secara serentak pada tanggal 7 Juni 1999 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun
DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 1999-2004. Pemilihan Umum ini
merupakan yang pertama kali diselenggarakan setelah runtuhnya Orde Baru dan
juga yang terakhir kalinya diikuti oleh Provinsi Timor Timur. Pemilihan Umum
ini diikuti oleh 48 partai politik, yang mencakup hampir semua spektrum arah
politik (kecuali komunisme yang dilarang di Indonesia). Pemenang dalam pemilu
ini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), urutan kedua adalah
Partai Golongan Karya (Golkar), dan urutan ketiga Partai Persatuan Pembangunan
(PPP).
Sebelumnya pada saat Pak
Harto mengundurkan diri sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998, Pak B.J. Habibi
sebagai Wakil Presiden pada waktu itu langsung diangkat sebagai Presiden RI
yang ke tiga oleh MPR melalui sidang istimewa. selanjutnya walaupun Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan meraih suara terbanyak, yang diangkat menjadi
presiden bukanlah calon dari partai itu, yaitu Megawati Soekarnoputri,
melainkan dari Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Abdurrahman Wahid atau yang
lebih dikenal Gus Dur. Hal ini dimungkinkan bisa terjadi karena Pemilu 1999
hanya bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara pemilihan
presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR.
Setelah menjabat selama
hampir tiga tahun, banyak masalah yang dihadapi oleh Gus Dur, sehingga kemudian
beliau mengumumkan pemberlakuan dekret yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2)
mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu
satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap
Sidang Istimewa MPR. Namun dekret tersebut tidak memperoleh dukungan, MPR pun secara
resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri. Dan
untuk wakil presidennya sendiri adalah Bapak Hamza Haz dari Partai Persatuan
Pembangunan.
b. Pemilu tahun 2004
Pemilihan
Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah 2004 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 5 April 2004
untuk memilih 550 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 128 anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD
Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2004-2009. Hasil
akhir pemilu menunjukan bahwa Golkar mendapat suara terbanyak. Kemudian
diurutan pertama ada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan di
urutan ketiga ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kemudian
untuk Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama di mana para peserta dapat memilih
langsung presiden dan wakil presiden. Pemenang Pilpres 2004 adalah Susilo
Bambang Yudhoyono. Pilpres ini dilangsungkan dalam dua putaran, karena tidak
ada pasangan calon yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50%. Putaran
kedua digunakan untuk memilih presiden yang diwarnai persaingan antara
Yudhoyono dan Megawati yang akhirnya dimenangi oleh pasangan Yudhoyono-Jusuf
Kalla. Pergantian kekuasaan berlangsung mulus dan merupakan sejarah bagi
Indonesia yang belum pernah mengalami pergantian kekuasaan tanpa huru-hara.
Satu-satunya cacat pada pergantian kekuasaan ini adalah tidak hadirnya Megawati
pada upacara pelantikan Yudhoyono sebagai presiden.
c. Pemilu tahun 2009
Pemilihan umum Anggota
Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah 2009 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2009 atau Pileg 2009)
diselenggarakan untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132
anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode
2009-2014. Pemungutan suara diselenggarakan secara serentak di hampir seluruh
wilayah Indonesia pada tanggal 9 April 2009. Terdapat 38 partai yang memenuhi
kriteria untuk ikut serta dalam pemilu 2009. Partai Demokrat memenangkan suara
terbanyak, diikuti dengan Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
(PDI-P).
Selanjutnya untuk Pilpres
2009 diselenggarakan pada 8 Juli 2009. Pasangan Susilo Bambang
Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan
memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo
Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto. Hal ini membawa Pak SBY (Susilo
Bambang Yudhoyono) menjadi presiden untuk kedua kalinya secara berturut-turut.
II.3.2 Kabinet-kabinet era reformasi
No
|
Nama Kabinet
|
Awal masa kerja
|
Akhir masa kerja
|
Pimpinan Kabinet
|
Jabatan
|
Jumlah personel
|
1
|
37 orang
|
|||||
2
|
36 orang
|
|||||
3
|
33 orang
|
|||||
4
|
37 orang
|
|||||
5
|
2014
|
38 orang
|
Daftar Kabinet Era
Reformasi.
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Reformasi_Pembangunan
diakses pada 14 Oktober 2013.
Untuk kabinet-kabinet yang
telah diterangkan diatas secara resmi disahkan melalui Keputusan Presiden
(Kepres) pada tahun besangkutan. Dan dalam menjalankan tuganya para Menteri ini
terkadang digantikan oleh orang lain karena terjadi suatu hal serta terkadang
terjadi pertukaran jabatan. Selain menteri yang membantu tugas kepresidenan,
ada juga pejabat tinggi lain seperti Kejaksaan Tinggi, Mahkamah Konstitusi
(MK), Mahkamah Agung (MA), dan Badan Penyelidik Keuangan (BPK).
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Reformasi di Indonesia merupakan
suatu perubahan terhadap segala aspek kehidupan yang salah satunya sistem
kepemerintahan. Kepemerintahan yang dimaksud adalah di era orde baru yang
banyak masalah supaya bisa diperbaiki di era kemudian. Latar belakang adanya reformasi di Indonesia
yang utama adalah krisis ekonomi dunia yang menjalar ke bidang-bidang lainnya. Dan
reformasi ini terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 setelah ribuan mahasiswa berdemo
di gedung DPR-MPR.
Di era reformasi terjadi
banyak perubahan dalam tatanan ketatanegaraan Indonesia, mulai dari perubahan
presiden dan kabinetnya, serta hal-hal mengenai pemilihan umum. Pada era
reformasi ini sudah terjadi tiga kali pemilihan umum dan sudah terjadi beberapa
kali pergantian presiden. Semoga dengan reformasi yang terjadi ini bisa
memberikan pengaruh baik kepada ketatanegaraan dan masyarakat Republik
Indonesia.
Daftar Pustaka
Asihmu, Murni. Makalah Masa Reformasi. Online
(murniasihmu.wordpress.com/2011/12/28/makalah-masa-reformasi) diakses pada 14 Oktober 2013.
Gmcrime. Tokoh-Tokoh Reformasi (Pemrakars
a). Online
(gmcrime.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-reformasi-pemrakarsa.html) diakses pada
14 Oktober 2013.
Tymyagami. Latar Belakang Munculnya
Reformasi. Online (tymyagami.wordpress.com/2012/09/29/latar-belakang-munculnya-reformasi)
diakses pada 14 Oktober 2013.
Wikipedia. Reformasi. Online
(id.wikipedia.org/wiki/Reformasi) diakses pada 13 Oktober 2013.
Wikipedia. Sejarah Indonesia (1998-sekarang) Online [id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1998-sekarang)] diakses pada
13 Oktober 2013.
Wikipedia. Daftar Kabinet Indonesia. Online
(id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabinet_Indonesia) diakses pada 13 Oktober 2013.
Wikipedia. Pemilihan Umum di Indonesia. Online
(id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia) diakses pada
13 Oktober 2013.
4605+17= LOVE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar