Jumat, 15 November 2013

KETATANEGARAAN ERA REFORMASI



BAB I
PENDAHULUAN

I.1        Latar Belakang
Dalam setiap negara pasti ada permasalahan didalamnya, salah satunya adalah masalah pemerintahan atau masalah ketatanegaraan. Masalah ketatanegaraan ini biasanya terkait dengan politik dan kekuasaan dalam suatu negara entah itu pergantian penguasa, kudeta politik, dan lain sebagainya. Di Indonesia sendiri juga banyak mengalami masalah ketatanegaraan, contonya adalah Reformasi pada tahun 1998.
Reformasi di Indonesia merupakan suatu perubahan terhadap segala aspek kehidupan yang salah satunya sistem kepemerintahan. Kepemerintahan yang dimaksud adalah di era orde baru yang banyak masalah supaya bisa diperbaiki di era kemudian. Dengan reformasi diharapkan banyak memperbaiki kekeliruan yang ada pada pemerintahan sebelumnya. Untuk itu kami sajikan sedikit penjelasan mengenai perubahan ketatanegaraan Republik Indonesia pada era reformasi sampai sekarang.
I.2        Rumusan Masalah
            1. Apa pengertian reformasi?
            2. Bagaimana latar belakang dan kronologi reformasi di Indonesia?
            3. Bagaimana perubahan ketatanegraan Republik Indonesia era
    Reformasi?
I.3        Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai Ketatanegaraan Republik Indonesia pada Era Reformasi (1998-sekarang).
I.4        Tujuan Khusus
            1. Untuk menjelaskan apa pengertian reformasi
2. Untuk menjelaskan bagaimana latar belakang dan kronologi reformasi
    di Indonesia
3. Untuk menjelaskan perubahan Ketatanegraan Republik Indonesia
    era  reformasi


BAB II
PEMBAHASAN


II.1      Pengertian Reformasi
            Reformasi secara etimologis berasal dari kata “reformation” dengan akar kata “reform” yang bermakna pembaharuan atau perubahan. Reformasi secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa. Sedangkan menurut arti kata dalam bahasa indonesia pengertian Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Di Indonesia sendiri, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkan kekuasaan Presiden Soeharto atau era setelah Orde Baru.

II.2      Latar Belakang dan Kronologi Reformasi di Indonesia
            Reformasi di Indonesia terjadi pada tahun 1998 tepatnya pada tanggal 21 Mei 1998, untuk lebih jelasnya lagi akan dibahas di bawah ini;

II.2.1   Latar belakang timbulnya gerakan reformasi
Dimulai dari bidang politik, dalam UUD 1945 Pasal 2 disebutkan bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh MPR”. Secara de jure kedaulatan tersebut dilakukan oleh MPR sebagai wakil-wakil dari rakyat, tetapi secara de facto anggota MPR sudah diatur dan direkayasa, sehingga sebagian anggota MPR itu diangkat berdasarkan ikatan kekeluargaan (nepotisme). Keadaan ini mengakibatkan ketidakpercayaan kepada institusi pemerintahan, DPR, dan MPR yang menimbulkan munculnya gerakan reformasi. Gerakan Reformasi menuntut untuk dilakukan reformasi total di segala bidang, dan juga menuntut agar dilakukan pembaharuan terhadap lima paket UU politik yang dianggap menjadi sumber ketidakadilan, di antaranya:
UU No. 1 Tahun 1985 tentang Pemilihan Umum,
UU No. 2 Tahun 1985 tentang Susunan, Kedudukan, Tugas dan Wewenang DPR/MPR,
UU No. 3 Tahun 1985 tentang Partai Politik dan Golongan Karya,
UU No. 5 Tahun 1985 tentang Referendum,
UU No. 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Massa.
Untuk bidang hukum, terdapat pelaksanaan hukum era pemerintahan Orde Baru yang terdapat banyak ketidakadilan. Misalnya, kekuasaan kehakiman yang dinyatakan pada pasal 24 UUD 1945 bahwa kehakiman memiliki kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintah (eksekutif). Namun pada kenyataannya kekuasaan kehakiman di bawah kekuasaan eksekutif. Oleh karena itu, pengadilan sangat sulit mewujudkan keadilan bagi rakyat, karena hakim-hakim harus melayani kehendak penguasa. Sejak munculnya gerakan reformasi yang dimotori oleh kalangan mahasiswa, masalah hukum juga menjadi salah satu tuntutannya. Masyarakat menghendaki adanya reformasi di bidang hukum agar dapat mendudukkan masalah-masalah hukum pada posisi sebenarnya agar siap menerima era globalisasi.
Dalam bidang ekonomi dan sosial, ketika itu terjadi krisis finansial Asia yang menyebabkan ekonomi Indonesia melemah dan semakin besarnya ketidakpuasan masyarakat Indonesia terhadap pemerintahan pimpinan Soeharto saat itu menyebabkan terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan berbagai organisasi mahasiswa di berbagai Indonesia. Akibatnya banyak perusahaan yang ditutup sehingga terjadi PHK dimana-mana dan menyebabkan angka pengangguran meningkat tajam serta muncul kemiskinan dimana-mana.
Dari krisis ekonomi dan politik pada masa pemerintahan orde baru berdampak pula pada kehidupan sosial di Indonesia. Muncul peristiwa pembunuhan dukun santet di Situbondo, perang saudara di Ambon, peristiwa Sampit, beredar luasnya narkoba, meningkatnya kejahatan, pembunuhan, pelacuran. Hal tersebut semakin memperkuat niat mahasiswa untuk segera mengumandangkan reformasi.

II.2.2   Kronologi reformasi di Indonesia
            Reformasi Indonesia jika dipandang secara umum diakibatkan karena krisis ekonomi dunia pada akhir abad 20, Indonesia salah satu negara yang terkena dampak krisis ini. Dimulai pada tanggal 22 Januari 1998 angka rupiah tembus 17.000,- per dolar AS dan IMF (Dana Moneter Internasional) tidak menunjukkan rencana bantuannya untuk Indonesia. Kemudian awal Maret terdapat dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional.
Hal tersebut ditanggapi Presiden Soeharto tepatnya Pada 15 April 1998 agar mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta ataupun negeri melakukan unjuk rasa menuntut dilakukannya reformasi politik. Tiga hari kemudian yaitu pada 18 April 1998, Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut. Sehingga sia-sia pula diadakan dialog antara perwakilan Pemerintah dan Mahasiswa.
Awal Mei 1998 mulailah terjadi puncak aksi dari mahasiswa, akibat krisis ekonomi yang semakin carut marut pada tanggal 2 Mei sampai dengan 21 Mei 1998 terjadi banyak demonstrasi dan bentrok antara mahasiswa dengan militer atau kepolisian, akibatnya tidak kurang 11 Mahasiswa meninggal dunia dan puluhan lainnya mengalami cidera. Peristiwa tersebut sungguh memilukan bagi Bangsa Indonesia saat itu. Sebagai klimaksnya yakni tanggal 21 Mei 1998 Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah Amien Rais dan cendekiawan Nurcholish Madjid (almarhum) pada pagi dini hari menyatakan, "Selamat tinggal pemerintahan lama dan selamat datang pemerintahan baru". Setelah itu Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya pada pukul 09.00 WIB dan beliau mengucapkan terima kasih serta mohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia lalu meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya.


II.2.3   Tokoh-tokoh penting dalam reformasi di Indonesia
            Tidak mungkin dalam peristiwa besar seperti Reformasi Indonesia tanpa dipelopori oleh tokoh-tokoh besar bangsa. Tokoh ini sangatlah kritis dalam menyikapi era orde baru atau masa Presiden Soeharto, mereka juga sanggup menggerakkan ribuan mahasiswa untuk melakukan protes dan demo kepada Pemerintahan walaupun dibayang-bayangi pihak keamanan Indonesia. Demi semangat perubahan untuk Indonesia maka reformasi pun tidak bisa terelakkan lagi, dan berikut tokoh-tokoh penting dalam Reformasi Indonesia;
1.         Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur, adalah pemimpin Nahdhatul Ulama,  sebuah ormas Islam terbesar di Indonesia. Gus Dur memiliki karisma yang  kuat. Selain ulama, beliau juga negarawan yang memiliki wawasan tentang  pentingnya pluralisme bangsa. Gus Dur adalah salah satu dari  tokoh-tokoh reformasi yang membawa dampak banyak bagi Indonesia. Gus  Dur juga yang mencentuskan pertemuan Ciganjur yang dihadiri oleh  Megawati, Sir Sultan Hamengkubuwono X, dan Amien Rais.  Selanjutnya, tokoh-tokoh reformasi yang hadir di Ciganjur menamai  dirinya sebagai kelompok Poros Tengah yang bertekad menggulirkan agenda  reformasi di Indonesia. Pada  masa pemilu pertama di awal orde reformasi, Gus Dur  dijagokan menjadi calon presiden RI oleh tokoh-tokoh reformasi dari PKB  dan disokong penuh oleh kelompok Poros Tengah. Akhirnya, Gus Dur  ditunjuk sebagai Presiden RI menggantikan BJ Habibie, sedangkan Megawati diangkat menjadi wakil presiden mendampingi Gus Dur. Namun  di tengah masa pemerintahnya, Gus Dur dicopot mandatnya oleh MPR.
2.         Sri Sultan Hamengkubuwono X
Sri  Sultan Hamengkubuwono X merupakan sosok Raja  Yogyakarta yang memiliki peran penting mempersatukan bangsa ini agar tetap bersatu, karena sejak krisis moneter Indonesia  mengalami ancaman disintregrasi. Apalagi, sejak Timor Timur lepas dari  pangkuan ibu pertiwi, memicu timbulnya separatisme di  beberapa tempat di Indonesia.  Banyak yang tidak tahu, bahwa beliau juga merupakan bagian dari tokoh-tokoh reformasi. Pada masa menjelang reformasi, Sri Sultan sering turun ke jalan menenangkan demonstran agar tak bertindak anarkis, terutama di Yogyakarta sehingga membawa dampak baik bagi masyarakat Yogyakarta sendiri.
Sebagai salah satu tokoh yang tergabung dalam tokoh-tokoh  reformasi, beliau lebih berperan sebagai pengendali massa. Berkat  itulah, setelah reformasi, Sri Sultan ditunjuk menjabat Gubernur Daerah  Istimewa Yogyakarta bersama Sri Paku Alam IX menggantikan gubernur  sebelumnya Sri Paku Alam VIII yang telah wafat.
3. Megawati Soekarno Putri
Megawati Soekarno Putri merupakan simbol dari perlawan terhadap rezim orde baru. Saat jabatan ketua PDI digulingkan sepihak oleh Soeryadi yang disokong oleh rezim orde baru, Megawati pun mendirikan partai baru yang diberi nama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Sejak itu, Megawati berjarak dengan rezim Soeharto. Pada  era reformasi, pemeran dalam tokoh-tokoh reformasi ini memiliki peran yang cukup penting. Beliau merancang kembali nilai-nilai nasionalisme dan demokrasi. Pada pemilu legislatif, partai yang didirikan Megawati memperoleh banyak suara, bahkan  mengalahkan Golkar. Megawati pun ditunjuk sebagai wakil presiden mendamping Gus Dur dan beliau didukung oleh banyak tokoh-tokoh reformasi lainnya. Dua tahun berikutnya, Megawati naik menjadi presiden menggantikan kedudukan Gus Dur yang dicopot mandatnya oleh MPR, dan menunjuk Hamzah Haz sebagai wakil presiden untuk mendampingi Megawati melanjutkan pemerintahan.
4. Amien Rais
Amien Rais merupakan salah satu dari tokoh-tokoh reformasi yang hadir dari dunia kampus. Amien Rais juga punya andil dalam menggulingkan rezim Soeharto. Beliau merupakan sosok pencetus berdirinya kelompok Poros Tengah yang dideklarasikan di Ciganjur, tempat kediaman Gus Dur. Awal-awal menjelang rezim orde baru runtuh, Amien Rais selalu turun ke jalan bergabung dengan demonstran mahasiswa. Orasi-orasi yang dilontarkan Amien Rais begitu cerdas. Beliau menawarkan  perubahan demokrasi Indonesia yang lebih modern. Saat banyak partai bermunculan, Amien Rais juga mendeklarasikan partainya, yakni Partai Amanat Nasional. Pada era reformasi, PAN merupakan salah satu partai papan atas sehingga beliau juga sempat menjabat sebagai ketua MPR.
II.3      Perubahan Ketatanegraan Republik Indonesia Era Reformasi
            Di era reformasi terjadi banyak perubahan dalam tatanan ketatanegaraan Indonesia, mulai dari perubahan presiden dan kabinetnya, serta hal-hal mengenai pemilihan umum. Berikut uraian mengenai perubahan ketatanegaraan Indonesia di era reformasi.

II.3.1   Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden yang terjadi di era reformasi
            Setelah runtuhnya era orde baru maka di Indonesia mengalami perubahan dalam hal pemilu atau pemilihan umum. Pemilihan pada era reformasi ini pertama kali dilakukan pada tahun 1999 dan sampai saat ini sudah melakukan tiga kali pemilu dan di tahun 2014 nanti akan diadakan pemilu yang ke empat, lebih jelasnya seperti uraian dibawah ini.
a. Pemilu tahun 1999
Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 1999 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 7 Juni 1999 untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 1999-2004. Pemilihan Umum ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan setelah runtuhnya Orde Baru dan juga yang terakhir kalinya diikuti oleh Provinsi Timor Timur. Pemilihan Umum ini diikuti oleh 48 partai politik, yang mencakup hampir semua spektrum arah politik (kecuali komunisme yang dilarang di Indonesia). Pemenang dalam pemilu ini adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), urutan kedua adalah Partai Golongan Karya (Golkar), dan urutan ketiga Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Sebelumnya pada saat Pak Harto mengundurkan diri sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998, Pak B.J. Habibi sebagai Wakil Presiden pada waktu itu langsung diangkat sebagai Presiden RI yang ke tiga oleh MPR melalui sidang istimewa. selanjutnya walaupun Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan meraih suara terbanyak, yang diangkat menjadi presiden bukanlah calon dari partai itu, yaitu Megawati Soekarnoputri, melainkan dari Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal Gus Dur. Hal ini dimungkinkan bisa terjadi karena Pemilu 1999 hanya bertujuan untuk memilih anggota MPR, DPR, dan DPRD, sementara pemilihan presiden dan wakilnya dilakukan oleh anggota MPR.
Setelah menjabat selama hampir tiga tahun, banyak masalah yang dihadapi oleh Gus Dur, sehingga kemudian beliau mengumumkan pemberlakuan dekret yang berisi (1) pembubaran MPR/DPR, (2) mengembalikan kedaulatan ke tangan rakyat dengan mempercepat pemilu dalam waktu satu tahun, dan (3) membekukan Partai Golkar sebagai bentuk perlawanan terhadap Sidang Istimewa MPR. Namun dekret tersebut tidak memperoleh dukungan, MPR pun secara resmi memakzulkan Gus Dur dan menggantikannya dengan Megawati Sukarnoputri. Dan untuk wakil presidennya sendiri adalah Bapak Hamza Haz dari Partai Persatuan Pembangunan.
b. Pemilu tahun 2004
            Pemilihan Umum Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2004 diselenggarakan secara serentak pada tanggal 5 April 2004 untuk memilih 550 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 128 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2004-2009. Hasil akhir pemilu menunjukan bahwa Golkar mendapat suara terbanyak. Kemudian diurutan pertama ada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan di urutan ketiga ada Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
            Kemudian untuk Pemilu 2004 merupakan pemilu pertama di mana para peserta dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden. Pemenang Pilpres 2004 adalah Susilo Bambang Yudhoyono. Pilpres ini dilangsungkan dalam dua putaran, karena tidak ada pasangan calon yang berhasil mendapatkan suara lebih dari 50%. Putaran kedua digunakan untuk memilih presiden yang diwarnai persaingan antara Yudhoyono dan Megawati yang akhirnya dimenangi oleh pasangan Yudhoyono-Jusuf Kalla. Pergantian kekuasaan berlangsung mulus dan merupakan sejarah bagi Indonesia yang belum pernah mengalami pergantian kekuasaan tanpa huru-hara. Satu-satunya cacat pada pergantian kekuasaan ini adalah tidak hadirnya Megawati pada upacara pelantikan Yudhoyono sebagai presiden.
c. Pemilu tahun 2009
Pemilihan umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2009 (biasa disingkat Pemilu Legislatif 2009 atau Pileg 2009) diselenggarakan untuk memilih 560 anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), 132 anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), serta anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD Provinsi maupun DPRD Kabupaten/Kota) se-Indonesia periode 2009-2014. Pemungutan suara diselenggarakan secara serentak di hampir seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 9 April 2009. Terdapat 38 partai yang memenuhi kriteria untuk ikut serta dalam pemilu 2009. Partai Demokrat memenangkan suara terbanyak, diikuti dengan Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Selanjutnya untuk Pilpres 2009 diselenggarakan pada 8 Juli 2009. Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berhasil menjadi pemenang dalam satu putaran langsung dengan memperoleh suara 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto. Hal ini membawa Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) menjadi presiden untuk kedua kalinya secara berturut-turut.


II.3.2   Kabinet-kabinet era reformasi
           
No
Nama Kabinet
Awal masa kerja
Akhir masa kerja
Pimpinan Kabinet
Jabatan
Jumlah personel
1
37 orang
2
36 orang
3
33 orang
4
37 orang
5
2014
38 orang

Daftar Kabinet Era Reformasi.
Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Kabinet_Reformasi_Pembangunan diakses pada 14 Oktober 2013.

Untuk kabinet-kabinet yang telah diterangkan diatas secara resmi disahkan melalui Keputusan Presiden (Kepres) pada tahun besangkutan. Dan dalam menjalankan tuganya para Menteri ini terkadang digantikan oleh orang lain karena terjadi suatu hal serta terkadang terjadi pertukaran jabatan. Selain menteri yang membantu tugas kepresidenan, ada juga pejabat tinggi lain seperti Kejaksaan Tinggi, Mahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), dan Badan Penyelidik Keuangan (BPK).


BAB III
PENUTUP


III.1     Kesimpulan
Reformasi di Indonesia merupakan suatu perubahan terhadap segala aspek kehidupan yang salah satunya sistem kepemerintahan. Kepemerintahan yang dimaksud adalah di era orde baru yang banyak masalah supaya bisa diperbaiki di era kemudian.  Latar belakang adanya reformasi di Indonesia yang utama adalah krisis ekonomi dunia yang menjalar ke bidang-bidang lainnya. Dan reformasi ini terjadi pada tanggal 21 Mei 1998 setelah ribuan mahasiswa berdemo di gedung DPR-MPR.
Di era reformasi terjadi banyak perubahan dalam tatanan ketatanegaraan Indonesia, mulai dari perubahan presiden dan kabinetnya, serta hal-hal mengenai pemilihan umum. Pada era reformasi ini sudah terjadi tiga kali pemilihan umum dan sudah terjadi beberapa kali pergantian presiden. Semoga dengan reformasi yang terjadi ini bisa memberikan pengaruh baik kepada ketatanegaraan dan masyarakat Republik Indonesia.














Daftar Pustaka

Asihmu, Murni. Makalah Masa Reformasi. Online (murniasihmu.wordpress.com/2011/12/28/makalah-masa-reformasi) diakses pada 14 Oktober 2013.
Gmcrime. Tokoh-Tokoh Reformasi (Pemrakars

a). Online (gmcrime.blogspot.com/2012/11/tokoh-tokoh-reformasi-pemrakarsa.html) diakses pada 14 Oktober 2013.
Tymyagami. Latar Belakang Munculnya Reformasi. Online (tymyagami.wordpress.com/2012/09/29/latar-belakang-munculnya-reformasi) diakses pada 14 Oktober 2013.
Wikipedia. Reformasi. Online (id.wikipedia.org/wiki/Reformasi) diakses pada 13 Oktober 2013.
Wikipedia. Sejarah Indonesia (1998-sekarang)  Online [id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Indonesia_(1998-sekarang)] diakses pada 13 Oktober 2013.
Wikipedia. Daftar Kabinet Indonesia. Online (id.wikipedia.org/wiki/Daftar_kabinet_Indonesia) diakses pada 13 Oktober 2013.
Wikipedia. Pemilihan Umum di Indonesia. Online (id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Indonesia‎) diakses pada 13 Oktober 2013.

 






4605+17= LOVE

Tidak ada komentar:

Posting Komentar