TEORI
KEPENDUDUKAN (MALTHUS)
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Teori-Teori Sosial
yang dibina oleh Bapak Dr. I Nyoman Ruja, S.U
Oleh kelompok 1
·
Agus Budi Prasetyo 120741404069
·
Mita Septiani 120741404082
·
Lailatul Hasanah 120741404168
·
Muhammad Zubairi T. 120741421225
Off A
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
PRODI PENDIDIKAN IPS
September 2013
Daftar Isi
Daftar isi .............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
I.1 Latar belakang ..............................................................................................................
I.2 Rumusan masalah .........................................................................................................
I.3 Tujuan umum ...............................................................................................................
I.4 Tujuan khusus ..............................................................................................................
BAB II Pembahasan
2.1 sejarah singkat dari Thomas
Robert Malthus ...............................................................
2.2 dasar pemikiran lahirnya teori
kependudukan Malthus ...............................................
2.3 hakikat hakikat dari teori kependudukan
Malthus .....................................................
2.4 peranan teori malthus dalam ilmu sosial .....................................................................
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................
Daftar pustaka ....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Banyaknya
teori yang berkembang di ranah ilmu pengetahuan menyebabkan munculnya teori
ilmu sosial yang beragam dan dari beragmnya teori ilmu sosial menyebabkan danya
pemikiran yng beragam pula terhadap teori-teori ilmu sosial, salah satunya
adalah teori Robert Maltus yang
pemikirannya mengenai masalah kependudukan. Masalah kependudukan tentunya bukan
masalah yang asing lagi di masyarakat, oleh karena itu penulistertarik untuk mengkaji
pengetahuan tentang teori robert malthus sehingga dari pengkajian informasi
yang lebih mendetail dapat menambah wawasan para pembaca.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah
singkat dari Thomas Robert Malthus?
2. Bagaimana dasar pemikiran lahirnya teori kependudukan
Malthus?
3. Bagaimana
hakikat dari teori kependudukan Malthus?
4. Bagaimana peranan teori kependudukan Malthus terhadap
ilmu sosial?
I.3 Tujuan
Umum
Untuk menjelaskan
tentang teori Malthus khususnya bidang kependudukan.
I.4 Tujuan
Khusus
1. Untuk menjelaskan tentang sejarah singkat dari Thomas
Robert Malthus
2. Untuk
menjelaskan tentang dasar pemikiran lahirnya teori kependudukan Malthus
3. Untuk menjelaskan tentang hakikat dari teori
kependudukan Malthus
4. Untuk
menjelaskan tentang peranan teori kependudukan Malthus terhadap ilmu sosia
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah
Singkat Dari Thomas Robert Malthus
Pdt. Thomas
Robert Malthus, FRS (lahir di Surrey, Inggris,
13 Februari
1766 – meninggal
di Haileybury, Hertford, Inggris,
23 Desember
1834 pada umur 68 tahun),
yang biasanya dikenal sebagai Thomas
Malthus, meskipun ia lebih suka dipanggil "Robert Malthus",
adalah seorang pakar demografi Inggris dan ekonom politk yang paling
terkenal karena pandangannya yang pesimistik namun sangat berpengaruh tentang pertambahan penduduk.
Malthus dilahirkan dalam sebuah keluarga yang kaya. Ayahnya, Daniel, adalah
sahabat pribadi filsuf dan skeptik David Hume
dan kenalan dari Jean-Jacques Rousseau. Malthus muda
dididik di rumah hingga ia diterima di Jesus
College, Cambridge pada 1784. Di sana ia belajar banyak pokok pelajaran dan memperoleh
penghargaan dalam deklamasi Inggris, bahasa Latin
dan Yunani.
Mata pelajaran utamanya adalah matematika. Ia memperoleh gelar magister pada 1791 dan terpilih menjadi fellow
dari Jesus College dua tahun kemudian Pada tahun 1793 ia menjadi pengikut Jesus College dan asisten pendeta
gereja Okewood sebuah biara atau kapel di Wotton. Saat ia bekerja di Wotton
Malthus terlibat perdebatan sengit dengan ayahnya tentang kemampuan
meningkatkan kekayaan ekonomi oleh orang-orang sudah lanjut. Ayahnya
berpendapat bahwa hal itu mungkin namun Malthus tetap skeptis. Perselisihan ini
mendorong Malthus untuk membaca dan kemudian membuat beberapa tulisan tentang
topik tersebut. Hasilnya adalah Essay on Population yang pertama kali
diterbitkan tahun 1798.
Malthus menikah pada 1804; ia dan istrinya
mempunyai tiga orang anak. Pada 1805 ia menjadi profesor Britania pertama dalam bidang ekonomi
politik di East India
Company College di Haileybury di Hertfordshire.
Siswa-siswanya menyapanya dengan sebutan kesayangan "Pop" (yang dapat
berarti "papa") "Populasi" Malthus. Pada 1818, ia terpilih menjadi Fellow
dari Perhimpunan Kerajaan.
Esai tentang populasi yang dibuat Malthus ini tak lama kemudian menjadi
terkenal, dan pada tahun 1805 ia mendapatkan pekerjaan sebagai Profesor
Sejarah, Politik, Perdagangan dan Keuangan di New East India College dekat kota
London. Perguruan tinggi ini terutama melatih para pengusaha dari Perusahaan
Hindia Timur yang akan menduduki jabatan administratif di India. Posisi Malthus
membuat dirinya sebagai salah seorang ahli ekonomi akademik yang pertama.
Sesudah Adam Smith, Thomas Malthus dianggap
sebagai pemikir klasik yang sangat berjasa dalam pengembangan
pemikiran-pemikiran ekonomi. Malthus menimba pendidikan di St. John’s College, Cambridge, Inggris dan
kemudian melanjutkan ke East India College. Sewaktu
ia diangkat sebagai dosen pada EastIndiaCollege, untuk pertama kalinya ekonomi
politik (political economy) diakui sebagai disiplin ilmu tersendiri.
Pemikiran-pemikiriannya tentang ekonomi politik dapat diikuti dari: Principles
of Political Economy (1820) dan Definitions of Political Economy (1827). Selain
itu, buku-buku lain yang ditulis Malthus cukup banyak, antara lain: Essay on
the Principle of Population as it Affects the Future Improvement of Society
(1798); dan An Inquiry into the Nature and Progress of Rent (1815).
2.2 Dasar
Pemikiran Lahirnya Teori Kependudukan Malthus
Pandangan-pandangan
Malthus umumnya dikembangkan sebagai reaksi terhadap pandangan-pandangan yang
optimistik dari ayahnya dan rekan-rekannya, terutama Rousseau. Esai Malthus
juga dibuat sebagai tanggapan terhadap pandangan-pandangan Marquis de Condorcet.
Dalam An Essay on
the Principle of Population (Sebuah Esai tentang Prinsip
mengenai Kependudukan), yang pertama kali diterbitkan pada 1798, Malthus membuat
ramalan yang terkenal bahwa jumlah populasi
akan mengalahkan pasokan makanan, yang menyebabkan berkurangnya jumlah makanan per
orang. (Case & Fair, 1999: 790). Ia bahkan meramalkan secara spesifik bahwa
hal ini pasti akan terjadi pada pertengahan abad ke-19, sebuah ramalan yang
gagal karena beberapa alasan, termasuk penggunaan analisis statisnya, yang
memperhitungkan kecenderungan-kecenderungan mutakhir dan memproyeksikannya
secara tidak terbatas ke masa depan, yang hampir selalu gagal untuk sistem yang
kompleks.
2.3 Hakikat
Dari Teori Kependudukan Malthus
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah
Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul
bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi
pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok
pendapatnya yaitu :
- Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia
- Nafsu manusia tak dapat ditahan.
Malthus juga mengatakan
bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada
suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan
hidup.
Dalil yang dikemukakan
Malthus yaitu bahwa jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris
(deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup riil dapat meningkat secara arismatik
(deret hitung). Menurut pendapat Malthus ada faktor-faktor pencegah yang dapat
mengurangi kegoncangan dan kepincangan terhadap perbandingan antara penduduk
dan manusia yaitu dengan jalan :
- Preventive checks
Yaitu faktor-faktor yang dapat menghambat jumlah kelahiran yang
lazimnya dinamakan moral restraint. Termasuk didalamnya antara lain :
- Penundaan masa perkawinan
- Mengendalikan hawa nafsu
- Pantangan kawin
- Positive checks
Yaitu faktor-faktor yang
menyebabkan bertambahnya kematian, termasuk di dalamnya antara lain :
- Bencana Alam
- Wabah penyakit
- Kejahatan
- Peperangan
Positive checks biasanya
dapat menurunkan kelahiran pada negara-negara yang belum maju.
Teori yang dikemukakan
Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
- Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.
- Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
- Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya
- Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari Negara.
Teori
Malthus tidak berlaku lagi bagi negara-negara barat, tetapi masih berlaku bagi
negara-negara Asia. Teori Malthus memang benar dan berlaku sepanjang masa. Penganut
golongan ini setuju dengan Teori Malthus, meskipun ada beberapa tambahan
/revisi. Pengikut Malthus ini disebut Neo Malthusionism. Mereka beranggapan
bahwa untuk mencapai tujuan hanya dengan moral restraint (berpuasa, menunda –
perkawinan) adalah tidak mungkin. Mereka berpendapat bahwa untuk mencegah laju
cepatnya peningkatan cacah jiwa penduduk harus dengan methode birth control
dengan menggunakan alat kontrasepsi.
·
Pengikut-pengikut teori
Malthus antara lain :
1)
Francis Flace (1771 – 1854)
Pada tahun 1882 menulis buku yang berjudul Illustration and Proofs of the population atau penjelasan dari bukti mengenai asas penduduk. Ia berpendapat bahwa pemakaian alat kontrasepsi tidak menurunkan martabat keluarga, tetapi manjur untuk kesehatan. Kemiskinan dan penyakit dapat dicegah.
1.
Richard Callihie (1790 – 1843)
Ia menulis buku yang berjudul “What Is Love”, apakah cinta itu menurut dia – Mereka yang berkeluarga tidak perlu mempunyai jumlah anak yang lebih banyak dari pada yang dapat dipelihara dengan baik.
- Wanita yang kurang sehat tidak perlu menghadapi bahaya maut karena kehamilan
- Senggama dapat dipisahkan dari ketakutan akan kehamilan
2.
Pengikut yang lain antara lain
Any C. Besant (1847-1933)
Ia menulis buku yang berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya terhadap tingkah laku dan moral manusia”
Ia menulis buku yang berjudul “Hukum Penduduk, akibatnya dan artinya terhadap tingkah laku dan moral manusia”
- Pengikut yang tidak dapat dilupakan lagi ialah dr. George Drysdale yang hidup tahun 1825 – 1904. Ia berpendapat bahwa keluarga berencana dapat dilakukan tanpa merugikan kesehatan dan moral. Menurut anggapannya kontrasepsi adalah untuk menegakkan moral masyarakat.
Namun ada beberapa pendapat ilmuan
yang menentang pendapat maltus yakni,
- Aliran Marxist (Karl Marx dan Fried Engels)
Aliran
ini tidak sependapat dengan Malthus (bila tidak dibatasi penduduk akan
kekurangan makanan). Karl Marx dan Friedrich Engels (1834) adalah generasi
sesudah Maltus. Paham Marxist umumnya tidak setuju dengan pandangan Maltus,
karena menurutnya paham Maltus bertentangan dengan nurani manusia.
Dasar Pegangan Marxist
adalah beranjak dari pengalaman bahwa manusia sepanjang sejarah akan dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Beda pandangan Marxist dan Maltus
adalah pada “Natural Resource” tidak bisa dikembangkan atau mengimbangi
kecepatan pertumbuhan penduduk.Menurut Marxist tekanan penduduk di suatu negara
bukanlah tekanan penduduk terhadap bahan makanan, tetapi tekanan terhadap
kesempatan kerja (misalnya di negara kapitalis). Marxist juga berpendapat bahwa
semakin banyak jumlah manusia semakin tinggi produk yang dihasilkan, jadi
dengan demikian tidak perlu diadakan pembatasan penduduk.
Pendapat Aliran Marxist
- Populasi manusia tidak menekan makanan, tapi mempengaruhi kesempatan kerja.
- Kemeralatan bukan terjadi karena cepatnya pertumbuhan penduduk, tapi karena kaum kapitalis mengambil sebagian hak para buruh
- Semakin tinggi tingkat populasi manusia, semakin tinggi produktifitasnya, jika teknologi tidak menggantikan tenaga manusia sehingga tidak perlu menekan jumlah kelahirannya, ini berarti ia menolak teori Malthus tentang moral restraint untuk menekan angka kelahiran.
- Aliran Neo-Malthusian (Garreth Hardin & Paul Ehrlich)
Pada abad 20 teori Malthus mulai diperdebatkan kembali. kelompok ini
menyokong aliran Malthus, akan tetapi lebih radikal lagi dan aliran ini sangat
menganjurkan untuk mengurangi jumlah penduduk dengan menggunakan cara-cara
“Preventif Check” yaitu menggunakan alat kontrasepsi.
Tahun 1960an dan 1970an foto-foto telah diambil dari ruang angkasa
dengan menunjukkan bumi terlihat seperti sebuah kapal yang berlaya dengan
persediaan bahan bakar dan bahan makanan yang terbatas. Pada suatu saat kapal ini
akan kehabisan bahan bakar dan bahan makanan tersebut sehingga akhirnya
malapetaka menimpa kapal tersebut.
Tahun
1871 Ehrlich menulis buku “The Population Bomb” dan kemudian direvisi menjadi
“The Population Explotion” yg berisi:
- Sudah terlalu banyak manusia di bumi ini.
- Keadaan bahan makanan sangat terbatas.
- Lingkungan rusak sebab populasi manusia meningkat.
Analisis
ini dilengkapi oleh Meadow (1972), melalui buku “The Limit to Growth” ia
menarik hubungan antara variabel lingkungan (penduduk, produksi pertanian,
produksi industri, sumber daya alam) dan polusi. Tapi walaupun begitu,
melapetaka tidak dapat dihindari, hanya manusia cuma menunggunya, dan membatasi
pertumbuhannya sambil mengelola alam dengan baik.
Kritikan
terhadap Meadow umumnya dilakukan oleh sosiolog yang menyindir Meadow karena
tidak mencantumkan variabel sosial-budaya dalam penelitiannya. Karena itu
Mesarovic dan Pestel (1974) merevisi gagasan Meadow & mencantumkan hubungan
lingkungan antar kawasan.
·
Kelemahan teori Malthus
Teori
yang dikemukakan Malthus terdapat beberapa kelemahan antara lain :
- Malthus tidak yakin akan hasil preventive cheks.
- Ia tak yakin bahwa ilmu pengetahan dapat mempertinggi produksi bahan makanan dengan cepat.
- Ia tak menyukai adanya orang-orang miskin menjadi beban orang-orang kaya
- Ia tak membenarkan bahwa perkembangan kota-kota merugikan bagi kesehatan dan moral dari orang-orang dan mengurangi kekuatan dari negara
2.4 Peranan
Teori Kependudukan Malthus Terhadap Ilmu Sosial
Teori yang dikemukakan Malthus menarik perhatian dunia, karena dialah yang
mula-mula membahas persoalan penduduk secara ilmiah. Disamping itu essaynya
merupakan methode untuk menyelesaikan atau perbaikan persoalan penduduk dan
merupakan dasar bagi ilmu-ilmu kependudukan sekarang ini. Doktrin Malthus juga punya akibat penting terhadap
teori ekonomi. Para ahli ekonomi yang terpengaruh Malthus berkesimpulan bahwa,
dalam keadaan normal, kebanyakan penduduk dapat mencegah kenaikan upah
melampaui batas yang layak. Ekonom Inggris yang masyhur, David Ricardo, seorang
sahabat akrab Malthus berkata; "Upah yang layak bagi buruh adalah upah
yang diperlukan untuk memungkinkan para buruh dapat hidup dan bertahan dari
pergulatan, tanpa bertambah atau berkurang." Teori ini lazim disebut
"hukum baja upah," disetujui oleh Karl Marx, dan menjadi unsur
penting dalam teorinya tentang "nilai lebih."
Pandangan Malthus juga mempengaruhi bidang ilmu
biologi. Charles Darwin mengatakan bahwa dia sudah baca Essay on the Principle
of Population Malthus, dan ini menyuguhkan mata rantai penting dalam teori
evolusi melalui seleksi alamiah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Orang yang pertama-tama mengemukakan teori mengenai penduduk adalah
Thomas Robert Malthus yang hidup pada tahun 1776 – 1824. Kemudian timbul
bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus. Dalam edisi
pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok
pendapatnya yaitu :Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia, Nafsu manusia tak dapat
ditahan. Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat
dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar
antara penduduk dan kebutuhan hidup.
Dari teori Maltus tersebut banyak yang beranggapan bahwa teori maltus ini
bersifat pesimistik, namun pada akhirnya teori ini memiliki banyak penganut
paham maltus sehingga kebenaran akan teori ini seolah-olah benar adanya.
Daftar Pustaka
http://media.isnet.org/iptek/100/Malthus.html
diakses tanggal 20 Sepember 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/Thomas_Malthus
diakses tanggal 20 September 2013
Malthus. 1798. An Essay on the Principle of Population. London:
Electronic Scholarly Publishing Project
Munir, Rozy dan
Budiarto. 1986. Teori-Teori Kependudukan.
Jakarta: Bina Aksara
Rusli, Said.1983. Pengantar Ilmu Kependudukan. Jakarta:
LP3ES
Saidihardjo. 1974. Dasar-Dasar Kependudukan. Yogyakarta:
FKIS-IKIP Yogyakarta
Saidihardjo dan Afieq,
Moh. 1976. Penduduk dan Pendidikan
Kependudukan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar