Peran
Agen Sosial Keluarga dalam Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi
merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat
karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yag tidak bisa hidup tanpa
bantuan orang lain. Dari proses sosialisasi ini secara langsung maupun tidak
langsung akan mempengaruhi kepribadian seorang individu, apapun bentuk
sosialisasinya jika hal itu dilakukan secara terus-menerus dengan jangka waktu
yang lama maka seorang individu akan meniru apa yang dia ketahui walaupun tidak
sama persis dengan yang disosialisasikan oleh orang lain atau kelompok lain.
Dan seseorang atau kelompok yang melakukan proses sosialisasi dalam masyarakat
bisa disebut sebagai agen sosial.
Salah
satu agen sosial yang mempengaruhi kepribadian pada seorang individu adalah
agen keluarga. Keluarga pada umumnya adalah agen pertama yang melakukan
sosialisasi pada seorang individu karena yang mengasuh dan membimbing pertama
kali adalah orang tua atau keluarga terkecuali seorang individu tertentu
misalnya anak yang dititipkan di tempat penitipan anak, panti asuhan dan
sebagainya. Dari mulai kecil anak sudah diasuh oleh orang tua dengan penuh
kasih sayang bahkan anak tersebut sangat dimanja-manja namun dengan semakin
berkembangnya anak maka perhatian yang seperti kecil dulu diubah menjadi
pendidikan kearah yang lebih mandiri, jadi dalam perkembangannya anak banyak
mengalami perubahan pola asuh atau pola didik. Tahap-tahap dalam proses
sosialisasi itu dimulai dari tahap persiapan, tahap persiapan tersebut dimulai
sejak bayi baru lahir sampai usia 5 tahun atau disebut sebagai balita. Tahap
yang kedua adalah tahap meniru, tahap ini bisa disebut sebagai masa kanak-kanak
dan remaja, dalam tahap ini individu mulai mengaplikasikan apa yang dia ketahui
berdasarkan tingkah laku dari orang tua dan orang lain. Tahap selanjutnya atau tahap yang ketiga disebut dengan tahap siap
bertindak maksud dari tahap ini adalah individu sudah mempunyai bekal
pengetahuan dan wawasan untuk terjun langsung dalam masyarakat, tahap ini
disebut juga dengan masa dewasa
tetapi belum sepenuhnya
atau setengah dewasa. Tahap terakhir adalah tahap penerimaan norma kolektif,
tahap ini merupakan tahap seorang individu yang sudah masuk dalam masyarakat,
tahap ini juga bisa disebut sebagai masa dewasa sepenuhnya atau masa sudah berumur.
Tahap
siap bertindak atau masa setengah dewasa
adalah masa-masa yang krusial bagi seorang individu, ditahap ini seorang individu
akan banyak mendapatkan pengetahuan dan wawasan dari berbagai agen sosial di
masyarakat, dalam hal ini individu harus mempunyai filterisasi atau penyaringan
dari apa yang diketahui. Penyaringan
tersebut paling baik dilakukan dengan agen keluarga utamanya orang tua karena
diantara individu dan keluarga sudah memiliki kedakatan dan orang tua memang
berkewajiban untuk melakukan penyaringan itu, jadi agen keluarga cukup berperan
dalam pembentukan kepribadian
seorang individu. Dari keluarg akita belajar sosialisasi dan dari
keluarga pula kita melakukan proses filterisasi, jadi keluarga tidak mungkin
bisa dipisahkan dengan seorang individu yang mempunyai keluarga. Demi
kelancaran dalam proses sosialisasi dan proses filterisasi maka orang tua harus
mempunya sifat yang terbuka dan fleksibel agar anak bebas dalam mengembangkan
potensinya serta anak tidak merasa tertekan karena pola asuh orang tua atau
bisa disebut sebagai pola asuh Partisipasif,
namun orang tua juga harus bisa untuk
mengawasi dan mengontrol anaknya jadi jika anak mengalami kesalahan yang fatal
atau anak mengikuti pergaulan yang kurang baik maka orang tua berkewajiban
untuk menasehatinya agar tidak
mengulanginya serta tidak melakukan hal tersebut.
Pada umumnya anak dengan sendirinya akan mengikuti apa yang dilakukan orang
tua dan mempunyai sifat yang sama dengan
orang tuanya, ibarat kata buah kelapa jatuh tidak akan jauh dari pohonnya. Hal
tersebut bisa terjadi karena faktor keturunan dan faktor dari sosialisasi yang
dilakukan oleh keluarga tersebut, jika sosialisasi dalam keluarga terjalin
dengan harmonis
dan orang tua memiliki kepribadian yang baik maka anakpun juga akan memiliki
kepribadian yang
baik pula. Contohnya
adalah jika seorang anak yang pendiam biasanya dari orang tuanya sendiri juga mempunyai
sikap pendiam, contoh lain jika anak mempunyai emosi yang tinggi maka kebanyakan
orang tuanya juga mempunyai sifat pemarah pula.
Selain orang tua, saudara dan semua keluarga besar
dari keluarga itu disebut sebagai agen keluarga. Salah satu yang cukup berperan
dalam pembentukan kepribadian selain orang tua adalah seorang saudara baik
saudara kandung maupun saudara angkat yang ada dalam keluarga tersebut. Hal itu
bisa terjadi karena antar saudara sudah
saling dekat dan semuanya pasti mempunyai rasa saling memiliki sehingga
sosialisasi yang terjadi akan harmonis dan kepribadian dengan sendirinya akan
muncul ketika sosialisasi sedang terjadi. Saudara juga sering memberi dukungan
dan motivasi kepada saudara yang lain untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya,
contoh yang sering terjadi dalam masyarakat adalah jika dalam suatu keluarga
ada yang pintar di sekolah maka saudara yang lain akan menyarankan untuk
melanjutkan kuliah, walaupun bisa jadi keluarga tersebut tergolong tidak mampu,
tetapi mereka pasti memberikan saran untuk mencari informasi tentang beasiswa
kuliah dan informasi tentang program studi yang akan dijalani.
Dari semua sosialisasi yang dijalani individu dengan
agen keluarga pastilah sering terjadi hambatan, namun hambatan tersebut akan cepat
selesai asalkan diantara agen keluarga bisa menahan emosi dan menyelesaikan
masalah dengan kepala dingin tanpa kekerasan atau biasanya saudara yang lebih
tua akan mengalah kepada saudara lainnya. Kemudian dari berbagai sifat yang dimiliki
oleh orang tua dan saudara tidak semua akan ditiru oleh seorang individu dalam
keluarga tersebut, seorang individu akan melakukan apa yang dianggapnya baik
dan bermanfaat sesuai dengan kehendak dari diri pribadinya masing-masing
sehingga kepribadian dari semua agen keluarga pasti berbeda.
Berdasarkan dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
peran dari semua agen keluarga bisa mempengaruhi kepribadian seorang individu. Namun tidak
semua yang didapat dari keluarga akan ditiru atau dilakukan, semuanya tetap kembali
ke diri masing-masing individu. Jadi beruntunglah bagi semua orang yang
mempunyai keluarga dengan sosialisasi yang terjalin secara baik dan harmonis, serta
semua agen keluarga mempunyai kepribadian yang baik karena di situlah akan
tumbuh kepribadian-kepribadian dari seorang individu yang baik dan mulia serta dari
kepribadian tersebut bisa dijadikan
sebagai modal untuk meraih kesuksesan di masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar