Rabu, 03 April 2013

contoh tugas petanyaan pemandu geografi




TUGAS PERTANYAAN PEMANDU


BANJIR

Warga Perumahan Puri Kartika, Ciledug, berusaha selamatkan barangnya dan mengungsi akibat banjir luapan Sungai Pesanggrahan, yang hampir 1 meter tinggi air masuk rumahnya, Rabu (3/4/2012). (TRIBUN Jakarta/FX Ismanto) 

Berita Terkait: Banjir di Jakarta
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banjir yang melanda kota Jakarta sejak Senin hingga Rabu kemarin menimbulkan tanda tanya. Banyak sungai seperti Kali Pesanggrahan, Krukut juga Angke dan sebagian Ciliwung meluap.
Padahal, curah hujan yang terjadi tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan saat banjir Jakarta tahun 1996 yang hanya tercatat 300 mm/hari serta tahun 2007 hujan 340 mm/hari.
Kuat dugaan banjir terjadi lantaran adanya pendangkalan sungai.
"Kapasitas debit sungai saat ini hanya mampu menampung 20% dari debit banjir yang ada. Adanya penyempitan dan pendangkalan sungai menyebabkan sekitar 80% debit sungai menjadi banjir yang menggenangi permukiman," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada Tribunnews.com, Kamis(5/4/2012).
Sutopo mengatakan, luas Daerah Aliran Sungai(DAS) Pesanggrahan sebesar 177 km2. Hulunya di perumahan Budi Agung, Tanah Sereang Kota Bogor, dan hilir bertemu dengan Cengkareng Drain.
Hampir 70% kawasan terbangun dari luas DASnya. Permukiman padat sekitar 45% dari luas DAS tersebar di bagian hilir, mulai dari Kebayoran Lama, Kedoya dan Kebon Jeruk Jakarta Barat. Kawasan hijau hanya 7% dan tidak merata.
Sedangkan luas DAS Angke 239 km2 dengan hulu di perumahan Yasmin Bogor kemudian melewati Parung, Bojonggede, Ciputat, Serpong dan bermuara di Mookevart. Hampir 60% dari luas DAS adalah permukiman padat. Sisanya tegalan, lahan kosong, semak. Tidak ada hutan.
"Dengan kondisi tutupan lahan yang demikian maka hujan yang turun hampir 70% langsung menjadi limpasan permukaan. Buruknya drainase dan sungai maka tidak mampu mengalirkan limpasan permukaan. Kapasitas debit sungai saat ini hanya mampu menampung 20% dari debit banjir yang ada," kata Sutopo.
Dengan kondisi tersebut lanjut Sutopo suatu hal yang wajar jika terjadi banjir. Justru akan aneh jika tidak banjir karena dari sistem hidrologi memang sudah tidak seimbang
Guna mengatasi banjir di Kali Pesanggrahan dan sekitarnya berdasarkan catatan Sutopo, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp 2,3 triliun. Dana tersebut  untuk normalisasi tiga sungai yaitu Pesanggrahan, Angke dan Sunter dan pelaksanaannya dimulai tahun 2011-2014.
"Pertahun dialokasikan Rp 600 miliar yang dilakukan oleh Kementerian PU dan Pemprov DKI, PU menangani aspek teknis untuk konstruksinya, dan DKI untuk masalah pembebasan lahan. Atau untuk Kali Pesanggrahan dan Angke sekitar Rp 400 milyar," jelas Sutopo.
Dengan normalisasi,menurut Sutopo kapasitas debit sungai meningkat empat kali lipat dari debitnya pada saat ini. Pada tahun ini akan dilakukan normalisasi Kali Pesanggrahan sepanjang 8 km dan Kali Angke 6 km. Total normalisasi Kali Pesanggrahan 26,7 km dengan melebarkan sungai dari 10-15 meter pada saat ini menjadi 30-40 meter.
Akibatnya debit sungai akan meningkat dari 30 m3/detik menjadi 220,3 m3/detik. Normalisasi Sungai Angke dilakukan sepanjang 20 KM, dengan melebarkan dari 10-15 meter menjadi 27-30 meter pada akhir 2014. Kapasitas debit air juga akan meningkat dari 16 m3/detik menjadi 200 m3/detik.
"Namun keberhasilan normalisasi tersebut sangat tergantung juga peran serta masyarakat dan dunia usaha. Sebab saat ini banyak masyarakat yang tinggal di bantaran sungai. Bahkan tidak sedikit yang rumah dibangun di dalam badan sungai sehingga masalah pembebasan lahan sangat berperan keberhasilan program mengatasi banjir," pungkasnya.


Editor: Willy Widianto
disalin pada kamis 27 September 2012 pukul 19.21 WIB.

Pertanyaan Pemandu
  1. Apa peristiwa yang terjadi ?
Peristwa yang terjadi adalah banjir yang terjadi di kota.
  1. Dimana ristiwa tersebut terjadi ?
Peristiwa tersebut terjadi di Perumahan Puri Kartika, Ciledug, Jakarta.
  1. Siapa yang terlibat atas peristiwa tersebut ?
Yang terlibat atas peristiwa tersebut tidak bisa dipastikan karena adanya keterkaitan antara pihak satu dengan yang lain. Utamanya adalah masyarakat kota sendiri yang tidak peduli terhadap lingkungan dan Pemerintah yang kurang berpartisipasi karena peristiwa tersebut terlihat dari lempar tanggug jawab antara instansi satu dengan instansi yang lain.
  1. Kapan peristiwa tersebut terjadi ?
Peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (3/4/2012) namun mulai tanggal  (1/4/2012) banjir tersebut sudah mulai meluap.
  1. Menagapa peristiwa tersebut bisa terjadi ?
Peristiwa tersebut bisa terjadi karena meluapnya berbagai sungai seperti sungai Pesanggrahan, Krukut, Angke, dan sebagian Ciliwung akibat hujan yang melanda Jakarta, padahal curah hujan tersebut menurut data yang ada tidak begitu tinggi dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal utama yang menyebabkan terjadinya banjir adalah pendangkalan di sebagian sungai sehingga kapasitas sungai tidak mampu menampung debit air yang ada. Akhirnya dengan hujan yang tidak begitu deras pun berbagai sungai akan cepat meluap dan terjadilah banjir.
  1. Bagaimana peristiwa tersebut bisa terjadi ?
Peristiwa tersebut terjadi akibat banyak sungai di Jakarta mengalami pendangkalan dan penyempitan. Hal tersebut tidak sebanding dengan debet air yang ada, selain itu banyak juga pinggiran sungai yang digunakan untuk pemukiman warga sehingga sampah yang dibuang juga menghambat aliran sungai. Menurut pendapat dari narasumber banjir yang terjadi juga disebabkan dengan sistem drainase yang kurang baik, sedikitnya taman kota atau pepohonan yang gunanya sebagai tahanan air hujan agar tidak langsung ke permukaan tanah, kurangnya lahan kosong untuk peresapan air hujan dan akibat gejala alam yang tidak seimbang. Dengan hujan yang terjadi walaupun curah hujannya tidak begitu tinggi maka air di sungai cepat sekali meluap karena ketidak seimbangan antara kapasitas penampungan air disungai dan debit air yang ada. Akibatnya banjir meluap dan menggenangi perumahan warga selama beberapa hari dan peristiwa tersebut terjadi hampir setiap tahun. Dampak dari banjir yang terjadi di sekitar sungai Pesanggrahan cukup banyak, salah satunya adalah penyakit yang terjadi setelah selesainya banjir semisal muntaber, demam, berbagai penyakit kulit dan masih banyak lagi.
  1. Berapa banyak alokasi dana yang dibutuhkan untuk menanggulangi akibat terjadinya peristiwa tersebut ?
Menurut narasumber alokasi yang dikeluarkan Pemerintah dalam penanggulangan banjir di Jakarta khususnya kali pesangrahan selama tahun 2011 sampai 2014 adalah 2,3 triliyun rupiah. Dan dari Kementrian PU serta Pemprov DKI sendiri sekitar 600 milyar per tahun untuk penanggulangan banjir dan pembebasan lahan di sekitar kali Pesanggrahan. Alokasi tersebut belum termasuk bantuan kepada korban banjir yang terkena genangan air, jadi masih banyak sekali dana yang dikeluarkan oleh Pemrintah untuk mengatasi banjir di wilayah Jakarta khusunya daerah bantaran kali Pesanggrahan.



" 4605+17=  ; - )   "





Tidak ada komentar:

Posting Komentar