BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Staffing
Staffing
merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan
usaha agar setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Penyusunan
personalia adalah fungsi manajemen yang berkenaan dengan penarikan, penetapan,
pemberitahuan latihan, dan pengembangan anggota-anggota organisasi.
Staffing atau Assembling Resources
(penyusunan personalia) merupakan penyusunan personalia sejak dari penarikan
tenaga kerja baru. latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap
petugas memberi daya guna maksimal pada organisasi.
B. Proses penyusunan personalia
Proses
penyusunan personalia dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang
dilaksanakan secara terus menerus dalam menjaga pemenuhan kebutuhan personalia
di sebuah organisasi dengan orang-orang yang tepat dalam posisi-posisi yang
tepat dan dalam waktu yang tepat pula. Langkah-langkah proses ini mencakup :
1.
Perencanaan sumber daya manusia, yang
dirancang untuk menjamin keajegan dan pemenuhan kebutuhan personalia
organisasi.
2.
Penariakan, yang berhubungan dengan
pengadaan calon- calon personalia segaris dengan rencana sumber daya manusia.
3.
Seleksi, mencakup penilaian dan
pemilihan diantara calon-calon personalia.
4. Pengenalan
dan orientasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu yang terpilih
menyesuaikan diri dengan lancer dalam organisasi.
5. Latihan
dan pengembangan, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan perseorangan dan
kelompok untuk mendorong efektifitas organisasi.
6. Penilaian
pelaksanaan kerja, dilakuakan dengan membandingkan antara pelaksanaan kerja
perseorangan dan standar-standar atau tujuan-tujuan yang dikembangkan bagi
posisi tersebut.
7. Pemberian
balas jasa dan penghargaan, yang disediakan bagi karyawan sebagai kompensasi
pelaksanaan kerja dan sebagai motivasi bagi pelaksanaan kerja dan sebagai
motivasi bagi pelaksanaan di waktu yang akan dating.
8. Perencanaan
dan pengembangan karier, yang mencakup transfer (promosi,demosi atau
lateral),penugasan kembali, pemecatan, pemberhentian atau pensiunan.
|
Perencanaan
Sumber Daya Manusia
Suatu
organisasi tidak dapat menunggu untuk mendapatkan orang-orang yang cakap
seperti organisasi butuhkan untuk mengisi posisi tertentu. Organisasi harus
berusaha untuk merencanakan kebutuhan dimasa yang akan datang dan memutuskan dimana akan menemukan orang-orang
yang tepat untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu. Ini memerlukan perencanaan
personalia yang mencakup semua kegiatan yang dibutuhkn untuk menyediakan tipe
dan jumlah karyawan secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada
beberapa bagian perencanaan personalia antara lain : Penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi,
kemampuan yang dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan
berapa jumlah karyawan yang dibutuhkan
serta pemahaman pasar tenaga kerja dimana karyawan potensial ada, dan
pengembangan sumber-sumber penawaran personalia.
1.
Penentuan Kebutuhan Jabatan
·
Penyusunan personaalia dalam
pengorganisasian dimulai dengan penentuan tujuan-tujuan dan rencana-rencana
dalam suatu lembaga atau organisasi. Kemudian di dalam pengorganisasian hal
yang dilakukan adalah menentukan spesifikasi jabatan (job spacifications) dan
jenis-jenis jabatan yang akan dilaksanakan serta keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan melakukan suatu pekerjaan. Ketiga, organisasi menghitung jumlah karyawan
secara total yang dibutuhkan selama periode tertentu dimasa mendatang. Keempat,
organisasi mempertimbangkan “persediaan” karyawan yang telah tersedia untuk
melakukan berbagai pekerjaan.
·
Penentuan Spesifikasi Jabatan. Melalui
penggunaan suatu proses yang disebut sebagai analisa jabatan (job analysis),
perusahaan menentukan ketermpilan-keterampilan, tanggung jawab, pengetahuan,
wewenang, lingkungan dan antar hubungan yang terlibat dalam setiap jabatan.
Diskripsi Jabatan adalah pernyataan-pernyataan tertulis yang meliputi
tugas-tugas, wewenang, tanggung jawab dan hubungan-hubungan antar lini (baik ke
atas maupun ke bawah). Spesifikasi jabatan adalah pernyataan-pernyataan
tertulis yang menunjukkan kualitas minimum karyawan yang dapat diterima agar
mampu menjalankan suatu jabatan dengan baik. Isi dari spesifikasi jabatan
diantaranya identifikasi jabatan, kondisi-kondisi pekerjaan suatu jabatan, dan
kualifikasi-kualifikasi personalia (atau persyaratan kerja) yang diperlukan
bagi seseorang untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik dan lancar.
·
Penentuan tujuan dan rencana. Langkah
selanjutnya adalah memutuskan kemana organisasi akan dijalankan (tujuan dari
organisasi). Apakah rencana pelaksanaan ? apa produksi atau jasa baru yang akan
diperkenalkan ?. jawaban-jawabannya akan mempengaruhi jumlah dan jenis karyawan
yang akan dimasukkan dalam suatu organisasi.
·
Penentuan kebutuhan personalia secara
keseluruhan, dalam jangka waktu saat ini, dan kebutuhan personalia bersih. Di
dalam menentukan semua personalia dalam jangka waktu yang panjang dan pendek
dipengaruhi dengan kebutuhan personalia dalam perusahaan, banyaknya produk yang
akan dihasilkan dan kemampuan perusahaan dalam menggaji karyawan. Sedangkan
kebutuhan personalia bersih adalah perbedaan atau selisih antara kebutuhan
personalia jangka panjang dan kebutuhan personalia jangka pendek, sehingga
dengan adanya personalia bersih suatu organisasi (perusahaan) akan mengetahui
jumlah personalia yang akan ditarik dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kebutuhan.
2.
Pengembangan sumber-sumber personalia
Pada
umumnya, semakin besar dan banyak sumber-sumber penawaran maka semakin besar
pula kemungkinan bagi organisasi (perusahaan) untuk menemukan personalia dengan
kualitas yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, ada dua kelompok sumber darimana
karyawan dapat ditarik untuk mengisi suatu jabatan tertentu baik didalam maupun
diluar atau internal dan eksternal.
Ada
tiga sumber internal yang ada didalam penarikan karyawan, tiga sumber itu
adalah:
1)
penataran (upgrading), dimana para karyawan yang memegang posisi sekarang
dididik, dilatih, atau dikembangkan untuk melaksanakan pekerjaan lebih baik
sesuai permintaan keadaan tertentu;
2)
pemindahan (transferring) karyawan dari posisi yang kurang disenangi dalam
organisasi ke posisi lain yang lebih memuaskan kebutuhannya;
3)
pengangkatan (promoting) karyawan dari tingkat jabatan lebih rendah ke tingkat
jabatan yang lebih tinggi. Sedangkan sumber-sumber eksternal antara lain dari
lamaran-lamaran pribadi, organisasi karyawan, kantor-kantor penempatan tenaga
kerja, sekolah-sekolah, dan
perusahaan-perusahaan pesaing,
Penarikan
dan seleksi karyawan
Setelah
ditentukan kebutuhan personalia organisasi baik mutu / jenis maupun jumlahnya,
maka langkah selanjutnya adalah penarikan dan perolehan karyawan-karyawan
tersebut dari sumber dalam perusahaan sendiri atau dari sumber luar perusahaan.
Kemudian, organisasi melakukan seleksi terhadap para calon karyawan yang
tersedia dari hasil penarikan.
Penarikan
(recruitment) berkenaan dengan pencarian dan penarikan sejumlah karyawan
potensial yang akan diseleksi untuk memnuhi kebutuhan-kebutuhan organisasi.
Metode-metode yang digunakan dalam penarikan karyawan meliputi : pengiklanan,
leasing( penggunaan tenaga honorer), rekomendasi dari karyawan yang sedang
bekerja (employee referrals), penarikan lewat lembag-lembaga pendidikan,kantor
penempatan tenaga kerja,serikat buruh dan online atau dengan menggunakan sistem
komputer.
Seleksi
Personalia
Seleksi adalah pemilihan seseorang
tertentu dari sekelompok karyawan-karyawan potensial untuk melaksanakan suatu
jabatan tertentu.
Prosedur
seleksi
Berbagai
prosedur seleksi untuk membandingkan pelamar dengan spesifikasi jabatan
tersedia. Langkah-langkah dalam prosedur seleksi yang biasa digunakan adalah :
1.
Wawancara pendahuluan
2.
Pengumpulan data-data pribadi
(biografis)
3.
Pengujian (testing)
4.
Wawancara yang lebih mendalam
5.
Pemeriksaan refrensi-refrensi prestasi
6.
Pemeriksaan kesehatan
7.
Keputusan pribadi
8.
Orientasi jabatan
Ada beberapa faktor
yang cendrung mempengaruhi prestasi karyawan. Diantaranya adalah :
1. Latar
belakang pribadi, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja, untuk menunjukkan
apa yang telah dilakukan seseorang diwaktu yang lalu.
2. Bakat
dan minat (aptitude and interest), untuk memperkirakan minat dan kapasitas/
kemampuan seseorang.
3. Sikap
dan kebutuhan (attitudes and needs), untuk meramalkan tanggung jawab dan
wewenang seseorang.
4. Kemampuan-kemampuan
analitis dan manipulatif, untuk mempelajari kemampuan pemikiran dan
penganalisaan.
5. Ketrampilan
dan kemampuan teknik, untuk menilai kemampuan dalam pelaksanaan aspek-aspek
teknik pekerjaan.
6. Kesehatan,
tenaga dan stamina, untuk melihat kemampuan phisik seseorang dalam pekerjaan.
Orientasi
Karyawan Baru
Tahap
orientasi (kadang-kadang dikenal sebagi tahap induksi) merupakan kegiatan
pengenalan dan penyesuaian karyawan baru dengan organisasi. Proses ini
merupakan proses yang penting karena suatu pekerjaan baru adalah sulit dan
penyebab frustasi bagi karyawan baru.
Proses
orientasi dilakukan dengan hati-hati dan bijaksana. Proses ini dapat merupakan
pengenalan sederhana dengan para karyawan lama,tetapi juga dapat merupakan
proses panjang, yang meliputi pemberian informasi mengenai
kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia (kondisi kerja, upah,dan jaminan
sosial), prosedur-prosedur kerja gambaran umum sejarah dan sifat umum
perusahaan dan manfaat-manfaat yang diperoleh karyawan baru.
Latihan
dan Pengembangan Karyawan
Karyawan – karyawan yang baru biasanya telah
mempunyai pendidikan dan latihan dasar yang dibutuhkan. Mereka adalah produk
dari suatu sistem pendidikan dan pengalaman yang telah memberikan kepada mereka
suatu tingkat kemampuan dan kecakapan tertentu. Para manajer harus mulai dengan
tingkat kemampuan dan kecakapan karyawan sekarang dan atas dasar hal tersebut
embuat karyawan menjadi produktif.
Tujuan
latihan dan pengembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas kerja
dapat dilakukan dengan latihan (training) dan atau pengembangan (development).
Latihan dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan keterampilan-keterampilan dan
teknik-teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu,terperinci,dan rutin. Pengembangan
mempunyai ruang lingkup lebih luas dalam pengembangan dan peningkatan
kemampuan, sikap dan sifat-sifat kepribadian.
Metode
latihan dan pengembangan
Ada
banyak metode yang dapat digunakan bagi pengembangan karyawan. Tetapi pada
umumnya, karyawan dikembangkan dengan metode “on the job” and “off job”.
Metode-metode
“on -the- job”. Metode-metode “ on- the- job” yang biasa digunakan adalah (1)
coaching, dimana atasan memberikan bimbingan dan pengarahan kepada bawahan
dalam pelaksanaan pekerjaan rutin mereka, (2) planned progression atau
pemindahan karyawan dalam saluran-saluran yang ditentukan melalui
tingkatan-tingkatan organisasi yang berbeda, (3) rotasi jabatan atau pemindahan
karyawan melalui jabatan-jabatan yang bermacam-macam dan berbeda-beda,(4)
penugasan sementara, dimana bawahan ditempatkan pada posisi manajemen tertentu
untuk jangka waktu yang ditetapkan, dan (5) sistem-sistem penilaian prestasi
formal.
Metode-metode
“off- the- job”. Pengembangan “off -the -job” dilakukan dengan (1) program-program
pengembangan eksekutif di universitas-universitas atau lembaga-lembaga
pendidikan lainnya, dimana para manajer berpartisipasi dalam program-program
yang dibuka untuk umum melalui penggunaan analisa kasus,simulasi dan
metoda-metoda pengajaran lainnya, (2) latihan laboratorium, dimana seseorang
belajar menjadi lebih sensitif (peka)
terhadap orang lain,lingkungan, dan sebagainya, dan (3) pengembangan
organisasi, yang menekankan perubahan, pertumbuhan, dan pengembangan
keseluruhan organisasi.
Pemberian
Kompensasi Kepada Karyawan
Kompensasi
adalah pemberian kepada karyawan dengan pembayaran finansial sbagai balas jasa
untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivator untuk pelaksanaan kegiatan di waktu yang akan
datang. Bagi manajemen, masalah kompensasi karyawan mungkin merupakan masalah
personalia yang membingungkan dan paling sulit. Walaupun pegupahan harus
mempunyai dasar yang logik dan dapat dipertahankan, hal ini mencakup banyak
faktor-faktor emosional dari sudut pandangan para karyawan.
Kompensasi
sangat penting bagi karyawan sebagai individu karena upah merupakan suatu
ukuran nilai atau karya mereka diantara para karyawan itu sendiri, keluarga dan
masyarakat. Kompesansi juga penting bagi organisasi, karena jumlah pembayaran
kepada karyawan dalam bentuk pengupahan dan balas jasa lainnya merupakan
komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting. Pendapatan karyawan dari
kompensasi ini bisa digunakan untuk membeli barang-barang dan jasa hasil
produksi perusahaan.
Di dalam pemberian
kompesansi harus ada penentuan-penentuannya’ penentuan tersebut antara lain :
1. Kesediaan
membayar. Adalah bukan merupakan pernyataan yang berlebihan untuk menyatakan
bahwa para manajer sebenarnya ingin membayar upah secara adil. Oleh sebab itu
para manajer juga merasa bahwa para karyawan seharusnya melakukan pekerjaan
sesuai upah yang mereka terima.
2. Kemampuan
membayar. Kemampuan membayar perusahaan tergantung pada pendapatan dan laba
yang diraih, diamna hal ini tergantung pada produktivitas karyawan. Penurunan
produktivitas karyawan dan inflasi akan mempengaruhi pendapatan karyawan.
3. Persyaratan-persyaratan
pembayaran. Dalam jangka pendek, pengupahan dan penggajian sangat tergantung
pada tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah, organisasi karyawan (serikat
buruh) kondisi permintaan dan penawaran tenaga kerja (collective bargaining)
dan para pesaing.
Bentuk
bentuk pembayaran
Banyak
karyawan dibayar (dalam kas) pada setiap akhir hari kerja berdasarkan jumlah
jam kerja. Ada juga yang dibayar berdasar jam kerja yang diterima pada akhir
minggu. Bentuk pembayaran ini disebut upah harian. Para karyawan lain dibayar
dengan bentuk gaji tetap setiap minggu, bulan atau tahun. Disamping itu, bentuk
upah insentif ( seperti bonus dan komisi) banyak dipakai pada karyawan bagian
produksi dan penjualan.
a.
Pemeliharaan Kesehatan dan Keamanan
Bidang
manajemen yang semakin penting adalah pemeliharaan kesehatan dan keamanan
karyawan. Program ini dapat dilakuakn antara lain dengan penyediaan dokter dan
klinik kesehatan perusahaan, pengaturan tempat kerja yang sehat dan aman,
pelaksanaan kegiatan-kegiatan pencegahan, ataupun penyediaan alat-alat
pengamanan.
Di dalam penyusunan personalia hal
terakhir yang dilakukan diluar dari proses kinerja langsung dalam sebuah
organisasi adalah pemberhentian. Pemberhentian merupakan pengakhiran masa
jabatan seorang karyawan pada posisi/jabatannya disebabkan karena berbagai
kebijakan. Faktor-faktor yang menjadi penyebab pemberhentian seorang karyawan
diantaranya sebagai berikut :
b.
Pensiun
Pada unit organisasi
pemerintahan, pensiunnya pekerja
dikarenakan usia yang sudah lanjut, waktu masa jabatan yang sudah
selesai, dll. Pada masa pensiun ini, seorang karyawan pemerintahan tetap
mendapatkan tunjangan materi berupa uang pensiun setiap bulan. Sedangkan pada organisasi swasta, karyawan
yang sudah pensiun hanya diberikan satu kali pada akhir masa jabatannya,
selanjutnya perusahaan tidak bertanggungjawab lagi terhadap para mantan
karyawan.
c.
Pengunduran diri
Dilakukan
oleh seorang karyawan yang mengundurkan diri dari jabatan yang ditempatinya
selama bekerja. Penyebabnya antara lain karenakan pindah pada bidang pekerjaan
lain tetapi masih satu organisasi, pindah ke organisasi kerja lain , atau pindah domisili ke daerah lain ,
mengundurkan diri karena mengidap suatu penyakit sehingga tidak mampu lagi
bekerja dan akan berkonsentrasi untuk tahap penyembuhan, dll.
d.
PHK ( Pemutusan Hubungan Kerja)
Umumnya dilakukan oleh pihak
organisasi kerja dikarena kebijakan-kebijakan tertentu. Misalnya pendanaan yang
kurang, perilaku negative karyawan yang berpengaruh pada hasil dan disiplin
kerja yang buruk sehingga karyawan tersebut di PHK, perusahaan yang bangkrut,
dll
e. Meninggal
yang secara langsung
memberhentikan karyawan dari posisi kerjanya.
Permasalahan
yang terjadi dalam staffing
Dalam
kenyataannya, penyusunan personalia sering menghadapi berbagai permasalahan
yang seringkali menimbulkan ketidakpuasan pada salah satu pihak atau lebih.
Permasalahan dalam penyusunan personalia tersebut antara lain mencakup hal-hal
sebagai berikut:
1. Perbandingan
tingkat kepuasan karyawan saat pertama kali mengisi suatu lowongan pekerjaan
adalah 50: 50.
Hal itu dapat diartikan bahwa apa
yang didapatkan orang tersebut (pegawai baru) pada pekerjaannya tidak
sepenuhnya cocok dengan apa yang dibayangkan sebelumnya. Dengan demikian, dia
tidak dapat memanfaatkan kemampuannya seoptimal mungkin. Permasalahan yang sama
secara langsung dirasakan pula oleh organisasi yang menerima pegawai tersebut,
yakni hanya merasakan kepuasan sebesar 50 % dari proses perekrutan tadi.
Semuanya itu berarti pula terjadinya pemborosan baik materi, tenaga maupun
waktu.
Salah satu penyebab terjadinya problema diatas tersebut
adalah tidak diketahuinya secara pasti kebutuhan pegawai oleh recruiter, serta
kurang mampunya recruiter menilai calon pegawai. Untuk menghindari
kelemahan-kelemahan itu, maka seorang recruiter haruslah mengerti
bagaimana jenis pendidikan, pengalaman dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
setiap pekerjaan sebelum program penyusunan personalia atau staffing dilakukan.
Lebih jauh lagi, data tentang gaji, motivasi umum, tipe/bakat/karakteristik dan
masa jabatan minimum dari kandidat yang dibutuhkan sebelum dilakukan pengisian
posisi dalam suatu organisasi harus tersedia.
Dengan kata lain, petugas-petugas yang menangani kegiatan
penyusunan personalia (staffing) secara menyeluruh dan menangani kegiatan
seleksi termasuk wawancara, diwajibkan memiliki penguasaan pengetahuan sebagai
berikut:
- Memahami organisasi ditempat
dia bekerja.
- Memahami karateristik para
pegawai/calon pegawai dari berbagai tingkatan.
- Ketrampilan dan studi banding
untuk melakukan seleksi.
- Memahami cara untuk menempatkan
kandidat yang tepat untuk suatu jabatan.
2. Lemahnya
rincian job requirements.
Sangatlah sukar
untuk melakukan perekrutan secara efektif jika kualifikasi pekerjaan tidak
didefinisikan. Perekrutan secara internal atau eksternal seharusnya dimulai
setelah adanya pernyataan pendidikan yang ringkas dan jelas, ketrampilan dan
pengalaman yang dibutuhkan serta tingkat gaji dalam suatu pekerjaan.
Keputusan-keputusan proses staffing yang konsisten tidak
dapat dibuat kecuali bila kebutuhan pekerjaan dan posisi pekerjaan telah
dijabarkan secara mencukupi, sehingga para pelamar pekerjaan secara individual
dan kandidat untuk posisi tertentu dapat diukur melalui standar-standar yang
telah ditentukan.
3. Job
Requirements yang semu (artificial).
Job
requirements yang semu ini adalah sesuatu yang disukai, meskipun sebenarnya
tidak diperluan. Bahkan banyak daripadanya yang bersifat illegal. Semuanya
cenderung untuk mengurangi penawaran lamaran-lamaran yang berkualitas serta
memboroskan waktu dan uang yang dibutuhkan untuk mengisi suatu jabatan/pekerjaan.
Munculnya permasalahan job requirements yang semu ini ialah
sering dihilangkannya "resume" dari lamaran yang telah memenuhi
kualifikasi pekerjaan oleh manajer lini. Keadaan seperti ini jelas sekali akan
merugikan organisasi, karena telah menyia-nyiakan sumber daya yang potensial.
Oleh karenanya suatu organisasi haruslah selalu berorientasi kepada tujuan (goal),
dan tidak perlu menghiraukan faktor-faktor umur, jenis kelamin atau
kewarganegaraan/etnik pribumi.
4. Perekrutan
baru memanfaatkan sejumlah kecil sumber tenaga kerja baru.
Suatu organisasi akan dapat mengisi
lowongan secara lebih cepat dengan biaya yang rendah pula jika sumber daya
rekrutmen digunakan secara optimal. Adapun sumber-sumber rekrutmen terdiri
dari:
- Transfer Internal dan Promosi.
Melalui Metode "Job Bidding", data-data
(informasi) mengenai karyawan suatu organisasi dan kebutuhan pekerjaannya
disimpan dalam data-base, sehingga proses transfer atau promosi karyawan pada
jabatan/pekerjaan yang ada, bisa lebih efektif. "Job Posting"
melalui teknik job bidding akan mengurangi ketidakpuasan dan perputaran (turn-over)
karyawan, bila penambahan posisi diisi oleh orang-orang dalam.
- Sumber
Eksternal, yang terdiri dari: Catatan-catatan/file lamaran; Walk in
Applicants (mendatangi secara langsung); Lembaga-lembaga pendidikan; Open
Houses (pelamar datang untuk mendapatkan penjelasan pada watu-waktu
yang dikehendakinya); Field Interview (sama dengan open houses,
hanya dilakukan diluar kota dengan biaya lebih mahal serta membutuhkan
lebih banyak iklan); Tenaga kerja sementara; Part-time dan kontrak;
Organization Outplacing Employees; Diret Mail Recruitment; Telephone
Recruitment; Pertemuan para profesional, Asosiasi dagang dan pameran;
Agen-agen tenaga kerja swasta; dan Iklan Rekrutmen.
Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan sehubungan
dengan sumber perekrutan ini adalah, orang-orang yang telah pensiun sebagai
sumber internal yang efektif. Mereka sama dengan kelompok kerja yang lain,
sehingga organisasi dapat menggunakan tenaganya untuk mengisi berbagai jabatan
pekerjaan, terutama untuk jadwal waktu part-time.
Secara
keseluruhan, ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam
masalah-masalah penyusunan pegawai baru, yaitu:
- Faktor-faktor
eksternal yang menyangkut kondisi keberadaan lapangan penyediaan tenaga
kerja, lokasi geografis, kondisi pasar tenaga kerja, kebijakan negara dan
aspek hukum ketenagakerjaan, serta isu-isu ketenagakerjaan yang berkembang.
- Pasar
tenaga kerja. Kegiatan rekrutmen harus memahami betul kondisi pasar tenaga
kerja dan karakteristik kompetitifnya. Informasi ketenagakerjaan dapat
diperoleh melalui surat kabar, organisasi ketenagakerjaan, lembaga
pendidikan, Departemen Tenaga Kerja, dan organisasi profesi lainnya.
- Kebijakan
Negara dan Aspek Hukum Ketenagakerjaan. Unsur penting dalam kebijakan
negara adalah peraturan-peraturan ketenagakerjaan yang berlaku, serta
organisasi buruh atau profesi yang sangat berpengaruh pada kondisi kerja
para pegawai.
- Anggaran Rekrutmen. Komponen-komponen anggaran rekrutmen yang perlu diperhatikan adalah: Advertensi, Transport dan akomodasi pelamar, Fee untuk agen-agen yang ikut merekrut pegawai, Relokasi/penempatan pegawai baru, Program refferal dari pekerja, dan Pelatihan pegawai baru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyusunan Personalia (Staffing) adalah
salah satu kegiatan yang ada di dalam pengorganisasian, namun ada ahli yang
membedakan antara penyusunan personalia dan pengorganisasian. Pengertian dari
penyusunan personalia adalah penyusunan personalia sejak dari penarikan tenaga
kerja baru. latihan dan pengembangan sampai dengan usaha agar setiap petugas
memberi daya guna maksimal pada organisasi.
Dalam staffing berlaku
prinsip utama yaitu : “The Right Man in
The Right Place and Time” yang berarti bahwa setiap personel ditempatkan
pada unit kerja yang sesuai dengan keahlian dan kecakapannya, dengan demikian
suatu perkerjaan/tugas dalam unit kerja dilakukan oleh orang yang tepat dan
mendapat hasil pekerjaan yang optimal.
Makalah ini disusun oleh Mahasiswa Prodi
S1 Pendidikan IPS Off A (Angkatan 2012) FIS UM.
4605 + 17 = <====]
lOvE{>>>>>>>>>>>>>>>>>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar